Hard News

Begini Potensi Solo sebagai Kota MICE

Jateng & DIY

30 Agustus 2019 00:23 WIB

Buyer MICE Mart 2019.


SOLO, solotrust.com - Kota Solo kini tak lagi menyandang predikat wisata leisure melainkan sudah mengarah ke wisata bisnis. Sebab kota Solo dinilai punya keunggulan tersendiri sebagai tempat penyelenggaraan agenda MICE baik yang menyasar agenda pemerintahan maupun swasta. Hal tersebut diungkap oleh sejumlah penyelenggara event dari kota lain yang berpartisipasi dalam MICE Mart 2019 yang digelar di Solo, Selasa-Kamis, 27-29 Agustus 2019.



Direktur Laksmindo Bahtera, Adjat Sudradjat mengatakan, dari segi harga Solo itu paling murah tapi tidak murahan. Sehingga untuk penyelenggaraan event pemerintah pihaknya masih bisa mendapat untung dibanding bila mengadakan di kota lain. Apalagi harga hotel di Solo masih terjangkau, sehingga bagi penyelenggara acara, kemungkinan memenangkan lelang event semakin besar. Fasilitas hotel di Solo mencukupi hanya saja ke depan, SDM harus disertifikasi sesuai bidang masing-masing.

"Turisme kan ada 2, yang leisure dan business. Kalau kami kan business tourism dengan fokus MICE. Untuk itu, kami memilih Solo karena aksesibilitas dan fasilitas. Mungkin K3 lebih bisa ditingkatkan lagi. Solo awalnya destinasi wisata leisure, sekarang juga menjadi business wisata. Solo sekarang menjadi destinasi MICE dengan fasilitas yang ada. Tinggal convention center yang benar benar convention center, seharusnya government yang menyediakan," paparnya saat ditemui wartawan di Hotel Swissbel-inn Solo, Selasa (27/8/2019).

Mewakili PT Dinasti Haryomukti, Noviana berpendapat, kuliner menjadi daya tarik kota Solo karena harga murah. Dari segi hotel di Solo bagus, cocok untuk suasananya. Pihaknya sering membawa tamu ke Solo tidak semata mata ke tempat mewah tapi juga dibawa ke tempat-tempat menarik menengah ke bawah dan para tamu pun menyukai.

"Relatif murah kuliner di Solo. Kadang tamu ada yang suka trip sendiri, lebih suka yang simpel dan mudah. Solo orangnya ramah-ramah. Saya pernah bawa tamu ke PGS untuk berbelanja, mereka suka batik motif Solo," ujarnya.

Mewakili Maxpro, Moehammad nachrowi menjelaskan, sebagai organizer yang fokus pada kegiatan milenial atau anak muda, Solo menjadi salah satu tren setter seperti adanya turnamen game PUBG. Pihaknya pernah menggelar World Toilet Summit di Solo beberapa tahun lalu dan menjadi event world toilet terbaik di dunia.

Menurutnya, banyak yang bisa dipromosikan dari Solo dari segi pariwisata. Fasilitas semua hotel di sini ada, ternyata sudah berkembang okupansi cukup bagus, tidak kalah dengan kota lain. Untuk industri MICE industri, Solo menjadi alternatif untuk aktivitas tidak hanya MICE tapi juga kuliner, wisata sejarah, hingga keunikan.

"Mungkin dapat dikembangkan wisata syariah apalagi di Solo fasilitas mendukung. Seperti ada tanda panah arah kiblat di kamar hotel dan event seperti haul. Negara Korea Selatan saja mendukung hal itu karena melihat kunjungan wisatawan muslim dari Indonesia banyak. Di Jepang demikian dan mereka mengakomodir kebutuhan para tamu muslim. Saya yakin Solo dapat menjadi destinasi wisata halal," jelasnya.

Sementara perwakilan dari Royalindo Expoduta Jakarta, Gunawan, mengaku bangga mendapat kesempatan datang ke MICE Mart di Solo sebab bersama dengan EO dan PCO yang lain dapat melihat  perkembangan kota Solo dari segi MICE. Dari beberapa sight inspection ke beberapa tempat di Solo, pihaknya melihat bebragai fasilitas sudah mendukung kapasitas kota Solo sebagai kota MICE.

"Kami sangat mengapresiasi perkembangan dunia MICE dan hotel di Solo. Kita sangat berharap Solo yang dikelilingi kota lain seperti Jogja dan Semarang, perlu diversifikasi. Yang kami lihat selama sight inspection memang perlu ada peningkatan tapi Solo sudah siap untuk menjadi kota MICE. SDM sudah cukup memenuhi standar meski harus ada peningkatan lagi," tuturnya yang berencana menggelar event Bekraf di Solo bulan Oktober nanti. (Rum)

(wd)