Solotrust.com - Drone rupanya dapat pula digunakan dalam bidang pertanian. Dilansir dari laman Kementerian Pertanian (Kementan), Jumat (6/9/2019), Kementan melakukan penanaman padi dengan menggunakan drone tebar benih di lahan rawa hasil Program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (SERASI).
Penanaman dilakukan di lahan seluas 3.591 hektar di Desa Muara Padang, Kecamatan Muara Padang, Banyuasin, Sumatera Selatan, Rabu (4/9/2019).
Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Kementan, Andi Nur Alam Syah sekaligus Penanggung Jawab Program SERASI Sumatera Selatan menjelaskan penanaman padi seluas 3.591 hektar ini merupakan bagian dari total target penanaman padi 200.000 hektar seluruh Provinsi Sumatera Selatan hingga bulan Oktober 2019.
"Arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Sumatera Selatan ini menjadi lumbung pangan nasional lewat optimalisasi lahan rawa, pastinya dengan Program SERASI. Tanam padi menggunakan drone ini dapat mempercepat tanam. Pengolahan lahan dan panennya menggunakan mekanisasi modern juga. Jadi pasti cepat kita bangun lumbung pangan," demikian dikatakan Andi Nur Alam di lokasi tanam padi.
Lebih lanjut, ia membeberkan bahwa Drone penebar benih ini memiliki keunggulan yang mampu menebar benih untuk 1 hektar lahan dengan hanya butuh waktu 1 jam, dengan kapasitas 50 sampai 60 kg per hektar. Namun jika dibandingkan dengan cara manual, memakan waktu cukup lama dan tenaga kerja yang banyak.
"Kalau tebar padi manual itu, per hektarnya butuh waktu 4 jam yang dikerjakan 1 orang. Jadi perbandinganya cukup jauh, bahkan biaya lebih efisien," bebernya.
Ia menambahkan bahwa Drone penebar benih ini juga mampu bekerja mandiri sesuai pola atau alur yang sudah dibuat pada perangkat android dan dipandu oleh GPS.
Drone ini mampu melakukan resume operation, sehingga operation yang tertunda dapat dilanjutkan kembali sehingga tidak terjadi overlap dalam penanaman dan dilakukan secara otomatis.
"Ketahanan batere mampu operasi selama 20 menit dengan kapasitas angkut maksimal 6 kilogram benih padi," ungkapnya.
"Dengan demikian, adanya percepatan tanam ini membuat optimal kerja alat mesin pertanian seperti traktor dan escavator. Awalnya hanya bekerja 8 jam per hari menjadi 16 jam per hari. Yang lebih penting lagi semangat petani semakin berkobar bekerja," sambungnya.
Masih di tempat yang sama, Zaenuddin Arifin, petani sekaligus Koordinator Lapangan UPJA Kecamatan Air Salek, Banyuasin mengaku benar-benar merasakan manfaat akan adanya Program SERASI Kementan. Dari kehadiran drone tebar benih saja, dapat menghemat tenaga kerja, biaya dan waktu.
"Kami mendapatkan bantuan traktor roda 4 juga sebanyak 14 unit. Penanaman padi menjadi cepat dan biaya yang dikeluarkan hemat. Kemudian tanam pakai drone ini menghemat biaya dan waktu juga," ungkapnya.
"Penanaman satu hektar itu kalau manual butuh waktu 4 jam, dikerjakan satu orang dan tebar benihnya kurang merata, setelah tumbuh juga harus disulam 15 sampai 20 hari. Tapi pakai drone cukup satu jam saja," tambah Zaenudin. (Lin)
(wd)