Hard News

Penyulutan Obor Tri Prasetya, Tandai Peringatan 74 Tahun RRI di Solo

Jateng & DIY

12 September 2019 17:55 WIB

Penyulutan Obor Tri Prasetya "Untuk Indonesia Lebih Bertoleransi", dalam rangka 74 Tahun RRI, di Gedung Auditorium Sarsito Mangoenkoesoemo, LPP RRI Surakarta, Rabu (11/9/2019).

SOLO, solotrust.com - Peringatan 74 Tahun Radio Republik Indonesia (RRI)  di Kota Solo ditandai dengan Penyulutan Obor Tri Prasetya "Untuk Indonesia Lebih Bertoleransi", di Gedung Auditorium Sarsito Mangoenkoesoemo, LPP RRI Surakarta, Rabu (11/9/2019).

"RRI terus melaksanakan tugasnya, yaitu memberikan layanan siaran kepada publik serta inovasi program mengikuti dinamika kekinian," ucap Kepala LPP RRI Surakarta, Rahma Juwita, di sela pidato sambutannya.



Sebagai lembaga penyiaran publik, lebih lanjut, RRI diharapkan berkomitmen untuk lebih siap memberikan pelayanan kepada masyarakat secara independen tanpa pengaruh tekanan pihak manapun. RRI lahir di tengah - tengah perjuangan kemerdekaan bangsa. Sehingga harus mempunyai komitmen mempertahankan empat pilar kebangsaan, yakni UUD 1945, Pancasila, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI, dengan senantiasa berprinsip pada jurnalisme profesional dengan memegang akurasi, keadilan dan netralitas.

Perayaan 74 Tahun RRI itu, juga ditandai dengan penyerahan penghargaan Wira Bhakti Angkasa dari  kepala LPP RRI Surakarta, Rahma Juwita kepada perwakilan keluarga pendiri RRI, R. Maladi, yakni Joko Raharjo. Acara itu pun dimeriahkan dengan pertunjukan drama tradisional tentang sejarah perjuangan rakyat dalam mempertahankan eksistensi kepenyiaran pada era penjajahan kolonial Belanda, yang mengambil setting lokasi di daerah Jenawi, Kabupaten Karanganyar.

Acara itu dihadiri sejumlah perwakilan pejabat terkait seperti Muspika di wilayah Surakarta, Muspida Surakarta, Polresta Surakarta, Korem Warastratama, BNN Kota Surakarta, PLN Kota Surakarta, PWI, OJK, Kejaksaan Negeri serta sejumlah instansi Perguruan Tinggi.

Sementara itu, Wakil Walikota Surakarta, Achmad Purnomo, dalam sambutannya mewakili Walikota Surakarta, FX Rudi Hadyatmo, menyampaikan bahwa kebhinekaan merupakan realitas bangsa yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya.

"Kebhinekaan harus dimaknai masyarakat melalui pemahaman multi kulturalisme, dengan berlandaskan perbedaan etnis, perbedaan religi maupun yang merupakan bagian tak terpisahkan dari bangsa Indonesia.

Bhineka Tunggal Ika dan toleransi menjadi perekat untuk bersatu dalam kemajemukan bangsa. Selain itu semboyan tersebut, negara kita juga memiliki alat pemersatu bangsa, seperti Pancasila, bendera Merah Putih, lagu kebangsaan, lagu perjuangan dan beragam seni budaya, ungkapnya. (Kc)

(wd)