SOLO, solotrust.com - Afuk, seorang lelaki setengah baya asal Solo, kini menjadi viral setelah sebuah postingan dirinya beredar di sejumlah media sosial.
Baca: Investor Persis Solo Proyeksikan Pelatih dan Pemain Berkaliber Internasional
Pasalnya, pria bernama lengkap Tan Ie Hok Fuk (50) ini rela ngonthel (mengayuh sepeda angin) dengan menempuh jarak sejauh 376 kilometer, dari daerah asalnya di Kampung Purwopuran RT 004 RW 009, Kelurahan Purwodiningratan Solo, Jawa Tengah hingga Pasuruan, Jawa Timur.
Luar biasanya, Afuk yang setiap hari bekerja sebagai pemulung dan penjaja batu akik dengan penghasilan tak pasti ini ikhlas menempuh jarak sejauh itu demi untuk mengembalikan STNK dan SIM milik orang yang sama sekali tidak ia kenal sebelumnya, bahkan Afuk pun tak mengharap imbalan.
Saat solotrust.com menyambangi kediamannya, Minggu, (15/9/2019) siang, Afuk membenarkan jika dirinya mengembalikan STNK dan SIM ke Pasuruan, Jawa Timur karena merasa kasihan dengan pemiliknya, meskipun ia sendiri tidak mengenalnya.
"Saya tak punya motif apa-apa. Saya pun bukan ingin mencari ketenaran, saya hanya kasihan saja pada pemilik STNK dan SIM yang hilang," ungkap mengawali kisahnya.
Menurut Afuk, STNK dan SIM ditemukan dirinya saat melintas di sebuah jembatan di daerah Kartasura, Sukoharjo.
Pria kelahiran 12 Desember 1969 itu bercerita, STNK dan SIM itu diketemukannya sepulang dari mengais barang rongsokan yang akan dijualnya. Saat itu Afuk melihat ada kertas mengkilap yang tergeletak di tepi jalan yang dilaluinya.
Karena penasaran, Afuk pun lantas mendekati benda yang dilihatnya itu, yang ternyata adalah STNK dan SIM. Setelah dipungutnya, STNK dan SIM itu dibawanya pulang.
Setiba di rumah, Afuk pun berinisiatif untuk memfoto STNK dan SIM yang ditemukannya itu dan diunggahnya ke akun facebook miliknya.
"Kalau harinya kapan saya menemukannya (STNK dan SIM) saya lupa. Tapi begitu menemukannya SIM dan STNK, sampai di rumah saya foto terus saya naikan ke FB saya," terangnya.
Namun, meski STNK dan SIM serta kartu keanggotaan club motor sudah diunggah ke FB, Afuk merasa tidak ada yang merespon sama sekali.
Dari itulah, dirinya pun berminat mengantarkannya langsung ke alamat pemilik STNK dan SIM. Saat niatnya itu dia ceritakan pada temannya, Afuk diberitahu kalau alamat itu cukup jauh dari Solo.
"Katannya, kalau kamu nekat berangkat ke sana naik sepeda, belum sampai tempatnya, saya udah jadi kotak-kotak," tutur Afuk menceritakan saran dari salah satu temannya itu sambil tertawa.
Karena merasa kasihan dengan pemilik STNK dan SIM tersebut, Afuk pun akhirnya membulatkan tekad untuk tetap berangkat ke Pasuruan naik sepeda onthel.
Bukan tanpa pengorbanan, Afuk pun bahkan rela menjual handphone kesayangannya seharga Rp 650 ribu. Berbekal uang hasil uang penjualan handphone itu, Afuk masih harus memperbaiki sepeda onthelnya.
"Sisanya saya pakai untuk bekal di jalan," terangnya.
Setelah sepeda onthel miliknya sudah selesai diperbaiki, pada Kamis, 12 September 2019 pagi, Afuk pun berangkat ke Pasuruan.
"Saya terus mengayuh sepeda saya. Dan sampai di daerah yang ada patungnya (Trinil Ngawi) saya pun berhenti untuk sejenak beristirahat, makan dan minum," terangnya.
Dirasa cukup beristirahat, Afuk pun berangkat menuju ke Pasuruan. Afuk mengaku bila dirinya tak pernah berhenti mengayuh sepedanya. Tekadnya hanya satu, dirinya harus segera mengembalikan STNK dan SIM pada pemiliknya.
Diakui oleh Afuk, medan yang dilaluinya tak begitu mudah. Selain jalan yang naik turun, dirinya pun harus melawan bus dan truk yang melaju cukup kencang.
Tak hanya itu saja, Afuk pun merasakan matanya berkunang-kunang dan seluruh tubuhnya gemetar karena kecapean. Meski begitu, Afuk tak mau beristirahat, dan terus mengayuh sepedanya.
Hingga akhirnya dirinya tiba di daerah Mojokerto. Saat tiba di daerah Mojokerto, Afuk pun menelepon sebuah nomer yang tertera di stiker dengan tulisan Bang Benk (nama sebuah club sepeda motor).
"Sampai di daerah Mojokerto, pasnya di depan Koramil, tapi saya lupa namanya, saya telepon nomer telepon yang ada di stiker Bang Benk itu tadi," sambung Afuk.
Menurut Afuk, nomer yang dihubungi itu katannya masih saudara dari pemilik STNK dan SIM tersebut, yang belakangan diketahui bernama Diky Putra Setiawan. Setelah menghubungi nomer tersebut, Afuk pun diminta untuk menunggu di depan markas koramil.
"Karena kasihan sama saya, saya pun diminta untuk menunggu di depan Koramil itu. Cukup lama saya menunggu sampai tiga jam, sebelum akhirnya pemilik STNK dan SIM itu pun datang ketempat saya menunggu," ungkapnya.
Tadinya dirinya tak mau menunggu, dan mau mau terus ke Pasuruan. Namun, nomer yang dia hubungi itu tetap memintanya agar menunggu. Bahkan Afuk mengaku ditelepon berulang kali untuk memastikan kalau dirinya masih menunggu di tempat yang ditentukan.
Akhirnya Afuk pun bertemu dengan pemilik STNK dan SIM. Setelah mengembalikan SIM dan STNK, Afuk pun meneruskan perjalanan pulang ke Solo.
Afuk mengaku kalau dirinya hendak diberi sejumlah uang oleh pemilik STNK dan SIM. Namun dirinya menolak pemberian itu.
Karena tujuan Afuk mengembalikan STNK dan SIM bukan untuk mencari uang. Dirinya sudah cukup puas mendapatkan uang dari uang rongsokan yang ditekuni tiap hari.
Menurut Afuk, selama perjalanan menuju Mojokerto, dirinya tiga kali mengganti rantai sepeda. Satu kali mengganti rantai saat berangkat ke Mojokerto. Dan dua kali mengganti rantai saat kembali ke Solo.
"Satu kali ganti rantai pas berangkat, satu kali ganti rantai waktu masih di Ngawi, satu kali lagi ganti rantai waktu tiba di daerah Jurug (Solo)," terangnya.
Menurut Afuk, selama perjalanan balik ke Solo, dirinya merasa selalu saja ada yang mengawalnya. Dan dugaannya benar saja, saat dirinya tengah mengganti rantai sepeda di daerah Jurug, ada pengendara sepeda motor yang menghampirinya.
Pengendara sepeda motor itu mengatakan kalau dirinya satu club dengan pemilik STNK dan SIM yang Afuk kembalikan.
Bahkan, saat dirinya hendak membayar biaya mengganti rantai sepeda ontelnya sebesar Rp 5000, sudah dibayarkan oleh dua orang yang menghampirinya.
"Saya tak tahu namannya siapa. Katanya satu club sama yang punya STNK dan SIM yang saya kembalikan. Keduanya itu dimintai tolong untuk memastikan saya sampai di rumah. Bahkan perjalanan saya sampai di rumah pun di ambil gambarnya," ujar Afuk.
Menurut Afuk, dirinya tiba di rumah kembali pada Sabtu pagi. Meskipun uang saku yang dibawanya habis, namun Afuk merasa puas sudah mengembalikan STNK dan SIM pada pemiliknya.
Baca: EXO Mulai Rekaman Album Terbaru Minggu Depan
"Katanya pemilik STNK dan SIM mau main ketempat saya. Kalau mau datang ke sini, silahkan saja. Kalau datang ke sini, tak usah bawa apa-apa, karena saya hanya ingin mendapatkan hadiah dari Tuhan saja," pungkas Afuk. (Kc)
(wd)