Hard News

Indikasi Gibran ke PDIP, PKS Sebut Itu Lumrah

Sosial dan Politik

19 September 2019 20:11 WIB

Abdul Ghofar Ismail (berdiri). (dok. Solotrust.com).

SOLO, solotrust.com – Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Surakarta Abdul Ghofar Ismail tak ingin ambil pusing menanggapi pertemuan antara Putra Sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka dengan Wali Kota FX. Hadi Rudyatmo, Rabu (18/9/2019) siang kemarin di Rumah Dinas Wali Kota, Loji Gandrung.

Baca: Gibran Rakabuming Temui Wali Kota Surakarta, Bahas apa?



“Finalnya kan berdasarkan rekomendasi Dewan Pimpinan Pusat PDI-P (Partai Demokrasi indonesia Perjuangan), kita kemarin dalam perhitungan tim khusus, bahkan memprediksi PDIP mencalonkan Pak Pur dan Gibran, termasuk sejumlah tokoh lainnya yang akan maju dalam Pilkada tahun depan sudah kami catat,” ujar Ghofar kepada solotrustcom, Kamis (19/9/2019)

Sehingga, jika pencalonan Gibran menaiki kendaraan politik PDIP benar terjadi, dinilai memang sebuah hal yang lumrah, pertama, karena sang ayah yang terpilih menjadi presiden 2 periode ini, Joko Widodo merupakan kader PDIP, di samping itu, tak dipungkiri, melaju dengan lokomotif PDIP dinilai memiliki potensi yang lebih besar untuk memenangi pertarungan di Solo.

“Hampir semua memiliki keinginan maju lewat PDIP,” tukasnya.

Hanya saja, kata Ghofar, Indonesia merupakan negara demokrasi, iklim inilah yang harus terus dijaga agar demokrasi di negeri ini dapat berjalan dengan sehat. Untuk itu, PKS menyiapkan tim khusus yang ditugaskan untuk menjalin komunikasi dengan ekternal partai. Hal itu disadari PKS karena tak mungkin berjalan sendiri dalam pencalonan wali kota dan wakil wali kota.

“Satu tim bertugas melakukan lobi politik dengan partai politik lain di luar PDI Perjuangan, tim lainnya menjalin komunikasi dengan tokoh masyarakat di Solo,” ujarnya.

Di lain sisi, PDIP bakal mendapatkan tambahan amunisi dalam Pilkada 2020 setelah Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Golkar menunjukkan isyarat bergabung dengan partai berlambang banteng itu karena tak mau buang-buang energi.

Baca: Wali Kota Surakarta Ungkap Perbincangan 4 Mata Dengan Gibran

“Bisa dilihat PDIP menguasai 30 kursi dari 45 kursi yang ada. Kalau melawan namanya buang-buang energi,” ucap politisi senior Partai Golkar Taufiqurrahman. (adr)

()