Entertainment

Ternyata Ini yang Membuat Sha Ine Febriyanti Kagum Terhadap Pramodeya Ananta Toer

Selebritis

4 Oktober 2019 09:32 WIB

Sha Ine Febriyanti. (dok. pribadi Sha Ine Febriyanti).

SOLO, Solotrust.com- Pagi itu Selasa (1/10/2019) Solotrust berkesempatan bertemu dan mewawancarai Sha Ine Febriyanti di kompleks area Masjid Laweyan, Surakarta. Masjid Laweyan sendiri merupakan masjid tertua di Kota Surakarta dan di seputaran area Masjid itu juga ada makam tokoh penyebar agama Islam yang juga kakek dari Panembahan Senopati, pendiri Kerajaan Mataram Islam yang bernama Ki Ageng Henis.

Baca: Film Bumi Manusia Tembus 1 Juta Penonton, Produser: Belum Untung



Ine yang saat itu duduk di sebuah pendopo menyapa hangat dengan seulas senyum yang mengembang di antara sudut bibirnya. Suasana yang sejuk dan tenang serta diantara hembusan angin sepoi-sepoi menemani obrolan hangat di pagi itu.

Beberapa saat kemudian, Ine yang beberapa waktu lalu sempat berperan menjadi Nyai Ontosoroh di Film Bumi Manusia mulai menceritakan tentang gambaran sosok Ontosoroh menurut dirinya.

“Ontosoroh ini kan kalau ditarik dari si pengarangnya bapak Pramoedya, membuat karakter ini sebenarnya bukan karakter nyata. Dalam kehidupan sehari – harinya dia tidak pernah ada. Artinya memang fiktif. Tapi Bumi Manusia ini kan berlatar sejarah. Peristiwanya memang ada, tapi karakter Ontosoroh sendiri tidak pernah ada di zaman itu.“ ungkap Ine mengawali kisahnya tentang Nyai Ontosoroh.

Ine melihat Nyai Ontosoroh sebagai perempuan yang sangat bijaksana. Selain itu Ontosoroh juga mempunyai kecerdasan, serta punya dendam yang sangat besar kepada ibu bapaknya. Ine memandang hal tersebut sangat kontradiktif mengingat Ontosoroh yang sangat bijaksana kemudian mempunyai dendam sangat besar dianggap sebagai sesuatu yang mustahil menurut Ine sendiri. Dan hal itulah yang menguatkan kecurigaan Ine bahwa sosok Nyai Ontosoroh dalam cerita Bumi Manusia merupakan sosok yang fiktif.

Ine juga mencurigai bahwa sosok Nyai Ontosoroh merupakan represtatif dari Pram.

“Nyai Ontosoroh itu Pramoedya Ananta Toer.” ujarnya dengan antusias.

Menurut Ine, Premoedya Ananta Toer itu sosok yang luar biasa. “Laku hidupnya sungguh luar biasa. Perilakunya sesuai dengan apa yang diucapkan.” bebernya.

Ine juga mengutarakan bahwa Pramoedya itu sangat bersahaja dan sakti, karena apa yang Pram ucapkan ialah apa yang dia kerjakan. Ine juga menilai bahwa seorang Pramoedya dalam mendidik anak – anaknya dengan sifat ksatria. Hal itu tercermin di dalam quote – quote luar biasa yang ada pada Ontosoroh.

Namun di satu sisi, Ine menilai Ontosoroh juga mempunyai dendam, dan dendam itu sebenaranya merupakan sebuah bentuk dari kemarahan Pramoedya kepada situasi yang dihadapi. Ketika Pram dipenjara tanpa diadili. Kemarahan dan dendam itulah yang keluar dari sosok Ontosoroh.

Saat disinggung tentang bayangan untuk masuk nominasi Piala Citra mendatang berkat penampilan menawannya, ketika berhasil menghidupkan karakter seorang Nyai Ontosoroh.

“Enggak terbayang sih. Itu bukan wilayah aku untuk menilainya. Pekerjaan aku sudah selesai. Yang aku upayakan semaksimal mungkin, menghidupkan karakter Nyai Ontosoroh semampuku. Kalau itu sudah selesai ya bukan lagi wilayahku. Jadi enggak ada bayangan.” Ujar perempuan kelahiran 18 Februari 1976 ini seraya menyerahkan penilaiannya kepada penonton baik atau buruknya dirinya dalam berperan.

Ketika dimintai pendapatnya apakah perlu sosok Nyai Ontosoroh dijadikan panutan untuk anak – anak millenial, Ine berpendapat jiwa ksatria yang keluar dari sisi kebijaksanaan Nyai Ontosoroh perlu dimiliki, tidak hanya perempuan.

“Apa yang kau lakukan harus selaras dengan apa yang kau ucapkan dan apa yang kau tindakkan.” pesan ibu tiga anak yang masih terlihat cantik dan selalu berpenampilan segar ini sembari tersenyum. (dd)

(wd)