Hard News

Penyalur Pupuk Bersubsidi Tak Jujur Bakal Ditindak

Jateng & DIY

9 Oktober 2019 06:02 WIB

Ilustrasi.

BOYOLALI, solotrust.com- Memasuki musim tanam pada Oktober- Maret (Okmar) 2019- 2020 mendatang, PT Petrokimia Gresik menyiapkan stok pupuk bersubsidi sebanyak 787.280 ton.

Jumlah tersebut empat kali lebih banyak dari ketentuan minimum pemerintah sebesar 188.018 ton.



Sementara pupuk yang disiapkan, urea sebanyak 47.776 ton, ZA 138.690 ton, SP36 sebanyak 197.814 ton, NPK Phonska sebanyak 342.834 ton dan Petroganik 60.168 ton.

Hal tersebut disampaikan, Manager Humas PT Petrokimia Gresik, Muhammad Ikhwan kepada wartawan di Boyolali, Selasa (8/10/2019) siang.

Dalam penyaluran pupuk bersubsidi, kata dia, akan berpedoman pada Permentab Bo 47/2018 tentang Alokasi dan HET Pupuk Bersubsidi tahun anggaran 2019. Dalam Permentan tersebut, alokasi pupuk bersubsidi yang harus disalurkan oleh Pupuk Indonesia sebanyak 8,87 juta ton.

“Namun untuk wilayah Boyolali dan Soloraya, kami tidak menyediakan pupuk urea di sana karena dilayani Pusri,” ujar Ikhwan. 

Dari jumlah itu, Petrokimia Gresik mendapat alokasi 5,24 juta ton. Dan hingga 25 September lalu, Petrokimia Gresik telah menyalurkan sebanyak 3,66 juta ton atau 70 persen.

Sedangkan untuk pendistribusiannya berpedoman pada Permendag No 15/2013 tentang Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi untuk Sektor Pertanian. Dimana salah satu ketentuan adalah stok pupuk bersubsidi harus tersedia untuk memenuhi kebutuhan petani hingga dua minggu ke depan.

“Namun sebagai langkah antisipasi lonjakan permintaan, maka Petrokimia Gresik meningkatkan ketersediaan stok pupuk bersubsidi hingga tiga – empat kali lipat. Kami pastikan penyaluran pupuk subsidi lancar sesuai alokasi yang ditetapkan pemerintah,”kata dia. 

Dalam hal ini, pihaknya juga mengimbau petani mengikuti dosis pemupukan berimbang 5:3:2. Dimana untuk lahan seluas satu hektare sawah dibutuhkan 500 kg pupuk Petroganik, 300 kg NPK Phonska dan 200 kg urea.

“Pemupukan Berimbang menjadi solusi atas pemakaian pupuk yang cenderung berlebihan oleh petani. Sehingga alokasi pupuk bersubsidi yang terbatas dapat lebih efektif dan efisien,” jelasnya.

Ia berharap produsen pupuk, distributor dan seluruh kios resmi pupuk meningkatkan sinergi untuk kepentingan petani dan kelancaran penyaluran pupuk bersubsidi. Pihaknya tak segan menindak para distributor dan penyalur pupuk bersubsidi yang tidak menyalurkan dengan jujur.

“Pupuk Indonesia bersama sejumlah pihak terkait seperti Kementan, pemerintah daerah dan aparat hukum terus melakukan pengawasan terhadap penyaluran pupuk bersubsidi,”pungkasnya. (Jaka)

(wd)