Pend & Budaya

Mahasiwa UNS Juara 1 Lomba Debat Nasional VOTDEC 2019 Universitas Airlangga

Pend & Budaya

10 Oktober 2019 02:03 WIB

Tim Debat UNS yang meraih juara 1 dalam VOTDEC 2019 UNAIR.

SOLO, solotrust.com – Prestasi prestisius berhasil diraih oleh Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta dengan menduduki juara 1 Lomba Debat Nasional. Mereka adalah Ahmad Haidir dari Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi, Aida Nurul Prodi Ilmu Hukum dan Muhijatul Asfarah Prodi Ilmu Administrasi Negara.

Ketiganya tampil apik dalam ajang “Vocational Airlangga Talkshow, Debate, and Essay Competition (VOTDEC) 2019” di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, pada Jumat hingga Minggu (20-22/9/2019) lalu yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Vokasi Unair.



Salah satu anggota tim, Ahmad Haidir mengatakan tema yang diusung dalam ajang debat tersebut adalah Pergerakan Mahasiswa di Era Revolusi Industri 4.0. Dan menjadi ketertarikan khusus pada tiga mahasiswa UNS untuk turut berkompetisi itu.

"Kami ada ketertarikan di tema itu. Kita sebagai mahasiswa dihadapkan dengan peran dan pergerakan mahasiswa di era revolusi industri 4.0, tentu ini hal menarik, menjadi tantangan sekaligus kesempatan besar bagi setiap manusia termasuk mahasiswa untuk berkembang di era revolusi industri," kata dia kepada solotrustcom di UNS, Selasa (8/10/2019)

Haidir mengungkapkan, strategi yang mereka gunakan adalah dengan mendiskusikan isu-isu terkini dan membaca beragam referensi sebagai bentuk persiapan, yang dilakukan sehari sebelum keberangkatan ke kompetisi.

"Kami banyak baca referensi tentang berbagai isu di bidang hukum, sosial politik, ekonomi, dan tentunya terkait revolusi industri 4.0," bebernya.

Lebih jauh ia menjelaskan, kompetisi dalam  debat VOTDEC 2019 ini menggunakan sistem preliminary round di mana 16 tim peserta dari berbagai universitas swasta dan negeri, masing-masing bertanding sebanyak tiga kali. Hasil dari tiga pertandingan tersebut lah yang menentukan 8 tim yang lolos ke babak selanjutnya dengan perolehan Victory Point (VP) terbanyak.

"Tim yang selalu atau lebih banyak menang, otomatis lolos. Delapan tim yang lolos itu kemudian bertanding dengan sistem gugur. Jadi do or die. Menang atau pulang," ungkapnya.

Untuk meningkatkan kompetensi dalam ajang debat, Haidir mengaku ingin mengikuti kompetisi-kompetisi serupa lainnya.

 “Evaluasi dari debat di VOTDEC kemarin, ada beberapa hal yang perlu kami perbaiki, seperti halnya ketelitian dalam menganalisis mosi dan tentu menambah pemahaman dan pengetahuan aja," pungkas pria yang juga aktif di English Debate Competition itu. (adr)

(wd)