SOLO, solotrust.com – Universitas Sebelas Maret (UNS) memiliki dua Guru Besar baru yang akan dikukuhkan, pada Selasa (15/10/2019) di Auditorium G.P.H Haryo Mataram UNS, Kentingan, Jebres, Solo. Dua guru besar tersebut yaitu Prof. Dr. dr. Yulia Lanti Retno Dewi, M.Si dan Prof. Dr. Hunik Sri Runing Sawitri, S.E., M. Si.
Prof. Yulia Lanti Retno Dewi sebagai Guru Besar di Bidang Ilmu Gizi pada Fakultas Kedokteran (FK) merupakan guru besar ke-202 UNS dan ke-42 di FK. Sedangkan Prof. Hunik Sri Runing Sawitri sebagai Guru Besar di Bidang Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) merupakan Guru Besar ke-203 UNS dan ke- 14 FEB.
Prof. Yulia akan membacakan pidato pengukuhan dengan judul 'Kekurangan Iodium Dalam Perspektif Ekologi dan Upaya Penanggulangannya' sedangkan Prof. Hunik akan menyampaikan pidato dengan judul 'Komitmen Organisasional, Budaya dan Kinerja Karyawan'.
“Kekurangan iodium merupakan masalah global. Diperkirakan di Indonesia jumlah penduduk yang tinggal di wilayah kekurangan iodium berjumlah 54 juta orang dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) merupakan masalah gizi yang telah lama diketahui dan telah dicoba untuk diatasi. Dengan bantuan Bank Dunia, Pemerintah Indonesia kembali mengkampanyekan penggunaan garam beriodium (USI) dalam penanggulangan GAKI. Kebijakan ini berlaku sampai sekarang, meskipun banyak hambatan di lapangan yang harus diatasi, seperti pentingnya pemahaman menyimpan garam beriodium, cara memasak, dan tidak semua garam mengandung iodium 30 ppm, pengetahuan sumber makanan beryodium dan sebagainya," terang Prof.Yulia saat menggelar Jumpa Pers dengan wartawan di Restaurant Ikan Goreng Cianjur, Jalan Slamet Riyadi, Senin (14/10/2019).
Pada kesempatan yang sama Prof. Hunik mengatakan ia tertarik dengan pembahasan 'Komitmen Organisasional, Budaya dan Kinerja Karyawan' lantaran dalam konsep komitmen organisasional banyak anggapan bahwa kalau karyawan mempunyai komitmen tinggi pasti kinerjanya baik, namun hasil penelitian menunjukkan hal beda.
“Hasil penelitian saya mengungkapkan tingkat kinerja positif atau negatifnya karyawan lebih ada pada pengaruh keterikatan dengan atasan bukan organisasinya, kedekatan dan interaksi karyawan, supervisor menjadi lebih efektif dalam memonitor, memberi penghargaan, dan memengaruhi perilaku karyawan dibanding organisasi/perusahaan, karyawan mempunyai komitmen afektif karena adanya kesamaan nilai dan tujuan," terang Prof. Hunik.
Disinggung terkait kasus yang membelit Irma Nasution istri mantan Dandim Kendari Kolonel Hendi Suhendi, yang berkomentar kurang bijak di postingan sosial medianya di tengah peristiwa penusukan yang dialami Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan RI, Wiranto yang belum lama ini terjadi, Prof. Hunik berpesan agar aparatur negara baik TNI/Polri/ASN beserta istri agar saling sejalan mendukung dan patuh pada NKRI.
“Istri kalau suami bekerja mestinya mendukung suami, sehingga apapun yang dilakukan suami terkait tugas mestinya seiring sejalan, dalam konteks ini, kalau kita positif thinking apabila benar kejadiannya demikian berarti istrinya tidak sejalan, suami mendukung pemerintah sementara istrinya tidak,” ujar Prof. Hunik. (adr)
(wd)