SOLO, solotrust.com – Sejumlah mahasiswa asing mempelajari pawukon atau dikenal waktu perhitungan di tanah Jawa sebagai rumus untuk menentukan laku usaha hingga pranata mangsa, waktu menanam padi yang baik.
Kegiatan diselenggarakan Program Studi (Prodi) Desain Komunikasi Visual ISI Surakarta bertajuk Gegulang (mempelajari-red) pawukon di Museum Radyapustaka Sriwedari, Surakarta, Rabu (11/12/2019). Tujuan Gegulang Pawukon ini untuk mengenalkan langsung karya masterpiece dari kebudayaan Jawa mengenai penghitungan dalam kehidupan.
“Pawukon juga biasa dipakai untuk menghitung waktu yang baik ketika membangun rumah, bepergian, watak seseorang yang terkait dengan astrologi dan masih banyak lagi kegunaan lainnya. Ini yang kami edukasikan kepada mahasiswa asing program kelas internasional ini,” ujar Koordinator Kegiatan, Ipung Kurniawan Yunianto.
Ipung yang juga dosen Prodi DKV FSRD ISI Surakarta menjelaskan, kegiatan ini menjadi bagian dari mata kuliah Creative Thinking dilaksanakan di luar kampus. Selain mahasiswa asing, kegiatan ini diikuti puluhan peserta lainnya yang merupakan mahasiswa Prodi DKV FSRD ISI Surakarta semester III angkatan 2018.
“Mahasiswa asing program Dharmasiswa yang mengikuti perkuliahan ini berasal dari Amerika Serikat, Cambodia, Inggris, Swedia, Grenada (Kepulauan Windward, Karibia), Honggaria, dan Republik Ceko,” terang dia.
Para mahasiswa asing antusias mempelajari langsung pawukon koleksi Museum Radyapustaka berupa almanak dan horoskop. Dalam tradisi sistem penanggalan Jawa pawukon menjadi perhitungan tradisional populer bagi kalangan masyarakat agraris. Mereka dipandu langsung oleh Juru Pembacaan Pawukon Kota Solo, Totok Yasmiran yang juga merupakan tenaga teknis Museum Radyapustaka.
Para mahasiswa juga mempraktikkan cara pembacaan pawukon terkait dengan nasib, hari baik, dan sebagainya dalam ruang lingkup pengkajian akademis. Perkuliahan ini memiliki keunikan dan pengayaan khasanah belajar-mengajar tersendiri dalam membudayakan artefak visual budaya Jawa bagi generasi saat ini.
Kaprodi DKV FSRD ISI Surakarta, Asmoro Nurhadi Panindias berharap melalui kuliah yang dikemas di luar kampus dapat meningkatkan kompetensi mahasiswa ISI Surakarta dalam mengenal dan mengetahui budaya Jawa yang tertuang dalam bentuk pawukon, terdiri atas unsur visual ilustrasi ikonik dan susunan pesan yang tertulis dalam aksara Jawa.
“Selama perkuliahan, mahasiswa diajarkan struktur anatomi yang membentuk visual pawukon, di antaranya ilustrasi, tokoh atau karakter, flora, fauna, arsitektur atau bangunan, warna, serta tipografi aksara Jawa,” jelas dia. (adr)
(redaksi)