Hard News

Banjir Pacitan, Kemensos Berikan Layanan Dukungan Psikososial

Hard News

10 Desember 2017 19:10 WIB

Dok.kemensos

PACITAN, solotrust.com - Kementerian Sosial memberikan Layanan Dukungan Psikososial (LDP) kepada korban banjir Pacitan pada Jumat (09/12/2017) dalam bentuk sekolah darurat. Sekolah darurat tersebut dibuka untuk memberikan layanan kepada anak usia dini di Desa Kembang, Pacitan.
 
Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Margowiyono menyerahkan berbagai Alat Peraga Edukasi (APE). "Kami atas nama Menteri Sosial menyampaikan alat peraga sebagai sarana untuk bermain sekaligus belajar bagi anak-anak agar dapat segera melupakan trauma akibat kejadian banjir yang terjadi beberapa waktu lalu", ujar Margo disekolah darurat desa Kembang, Sabtu (9/12) 
 
Hadir pada kesempatan tersebut Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur Sukaesih dan jajaranya, Kepala Sub Direktorat Penanganan Bencana Alam Kemensos Iyan Kusmadiana, Pekerja Sosial PKSA dan para relawan.
 
Di desa Kembang terdapat tiga Pendidikan Anak Usia Dini yaitu Kelompok Bermain (KB) Yogo Kedaton 1 dengan peserta didik 13 anak, KB Yogo Kedaton 2 dengan peserta didik 14 anak, KB Yogo Kedaton 3 dengan peserta didik 13 anak.
 
Kondisi gedung KB Yogo Kedaton 1 masih tertutup lumpur, APE banyak yang hancur dan kotor perlu pembersihan. Gedung KB Yogo Kedaton 2 rusak parah, sama sekali tidak bisa digunakan, sementara gedung KB Yogo Kedaton 3 lantainya retak-retak, jika di gunakan untuk aktifitas anak usia dini akan membahayakan keselamatan peserta didik.
 
Melihat kondisi tersebut, Tagana Provinsi Jawa Timur bergerak cepat dan mendirikan sekolah darurat di Desa Kembang. Kec. Pacitan. Kab. Pacitan.
 
Sekolah darurat didirikan dengan memasang dua tenda dihalaman rumah Zainun Ristiana (23 th) yang merupakan anggota Tagana Kabupaten Pacitan.
 
Zainun yang masih menempuh pendidikan di Universitas Terbuka Jurusan PG PAUD semester 8, dengan jiwa relawannya langsung terjun mengkoordinir Tagana lainnya untuk memberikan Layanan Dukungan Psikososial kepada anak usia dini.
 
"Saya sebagai Tagana merasa terpanggil untuk membantu anak-anak yang tidak bisa sekolah karena gedungnya rusak", ujar Zainun yang sudah mengikuti Diklat keahlian bidang Psikososial tahun 2017.
 
"Disini saya dan teman-teman mengajak anak-anak untuk bernyanyi, bermain dengan alat permainan yang masih ada meskipun sudah mulai rusak karena terkena air banjir", lanjut Zainun sebagaimana dilansir laman resmi Kemensos.
 
Ananda Patriatama (3 th), anak kedua dari Rita Monika Sari (34 th) warga Krajan Desa Kembang. Kec. Pacitan. Kab. Pacitan yang ingin menjadi tentara seperti ayahnya seolah tidak mau kehilangan waktu untuk menimba ilmu.
 
"Ibu kapan sekolah" ucap Nanda seperti ditirukan Rita ibunya. Nanda selalu minta sekolah, lanjut Rita, rewel terus kalau gak sekolah.
 
"Anak saya yang satu ini rajin banget, saya bilang ga sekolah dulu malah nangis", pungkas Rita. (A)

(redaksi)