Hard News

Tinjau Lokasi Banjir di "Kampung SBY", Jokowi Dapat Puisi "Khalifah Kami"

Hard News

10 Desember 2017 19:47 WIB

Presiden Jokowi meninjau lokasi terdampak banjir di Pacitan, Jawa Timur, Sabtu (09/12/2017). (Dok. Kantor Staf Presiden)

PACITAN, solotrust.com - Presiden Joko Widodo mengatakan, proses belajar mengajar di daerah yang terkena dampak banjir di Kabupaten Pacitan diperkirakan sudah teratasi pada bulan Januari 2018. 
 
“Yang berkaitan dengan sekolah, ada sarana prasarana yang rusak, ada 89 sekolah yang rusak, entah komputer yang rusak, buku-buku perpustakaan rusak. Ini sudah segera disiapkan oleh Pak Menteri Pendidikan, kira-kira Januari (2018) akhir sudah masuk semuanya,” ucap Jokowi di SMPN1 Arjosari di tengah meninjau daerah pasca bencana banjir.
 
Jokowi ingin pemulihan pasca bencana ini cepat teralisasi agar anak-anak dapat belajar kembali pada bulan Januari 2018. Sementara itu untuk satu sekolah dasar yang amblas, Presiden meminta Bupati Pacitan Indartato untuk menyiapkan lokasi baru.
 
“Nanti dibangun segera kalau lokasi ada. Nanti langsung Kementerian Pendidikan langsung kerjakan itu saja,” ucap Jokowi.
 
Sementara itu, untuk jalan longsor tengah dikerjakan. “Maksimal akhir bulan ini selesai, jalan yang separuh longsor sudah selesai, rampung,” ucap Jokowi.
 
Untuk tanggul yang jebol, Jokowi menargetkan selesai dalam dua minggu.  “Tanggul kita beri waktu dua minggu untuk bisa diselesaikan,” kata Jokowi.
 
Terkait pendanaan, Presiden menjelaskan bahwa anggaran yang digunakan tidak hanya berasal dari pemerintah pusat. “Anggaran dari Pak Gubernur (Jawa Timur) untuk rumah-rumah yang rusak, ambrol,” ujar Jokowi.
 
Sebelum tiba di Kabupaten Pacitan,  Jokowi terlebih dahulu meninjau jembatan gantung terkena dampak bencana banjir di Dukuh Bonjing, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi DI Yogyakarta. Selepas itu, Presiden bersama rombongan melanjutkan perjalanan menuju Kabupaten Pacitan dengan menggunakan Helikopter Super Puma TNI AU.
 
Tiba di Pacitan,  Jokowi langsung menuju Dusun Krajan, Kelurahan Ploso, Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur. Di sini,  Jokowi meninjau tanggul sungai Grindulu yang jebol karena bencana banjir.
 
Jokowi bersama Menteri PU dan Pekerjaan Umum Basuki Hadimuljono, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Kepala BNPB Willem Rampangilei dan Gubernur Jawa Timur Soekarwo melihat langsung perbaikan yang tengah dilakukan. Bahkan Presiden dan para menteri sempat mendekat ke bantaran sungai.
 
Kemudian Presiden melanjutkan perjalanan menuju Pondok Pesantren Tremas, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan. Tiba di pondok pesantren Presiden disambut Kiai Fuad Habib Dimyathi.
 
Setelah berkunjung ke pondok pesantren ini dan menyapa para santri, Presiden dan rombongan meninjau SMPN 1 Arjosari. Di sini masih terlihat barang-barang yang terbawa arus air saat banjir menerpa sekolah ini.
 
Titik terakhir yang dikunjungi Presiden adalah Pondok Pesantren AL Fatah Kikil Desa Arjosari, Kecamatan Arjosari yang letaknya tidak jauh dari SMPN 1 Arjosari.
 
Di pondok pesantren ini Presiden disambut Pimpinan Pondok Pesantren Kiai Burhanuddin. Setelah itu, Presiden meninjau bagian dari Pondok Pesantren  AL- Fatah yang terkena dampak banjir.
 
Puisi Khalifah Kami
Setiap berkunjung ke pondok pesantren,Jokowi seringkali memberikan kuis berhadiah sepeda kepada santri. Tapi saat berkunjung ke Pondok Pesantren Tremas, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur, Sabtu 9 Desember 2017, justru Presiden dihadiahi puisi oleh seorang santri yang bernama Ibnu Muqni Labib.
 
Pemberian hadiah ini bermula saat Presiden Jokowi memberikan kuis kepada para santri untuk menyebutkan Pancasila. “Saya minta ada enggak yang hafal Pancasila?” tanya Jokowi.
 
Ibnu yang berasal dari Banyumas mengangkat tangannya setinggi ia mampu. Upaya ini membuahkan hasil, Presiden menunjuk dirinya untuk maju ke depan. Ia pun memulai membacakan Pancasila dan diikuti santri yang lain. “Terima kasih,” tutur Jokowi usai Ibnu mengucapkan Pancasila.
 
Namun Ibnu tidak langsung beranjak, tapi meminta waktu kepada Jokowi untuk membacakan puisi.
 
“Boleh minta waktu enggak Pak?” tanya Ibnu kepada Jokowi .
 
“Minta waktu apa,” tanya Jokowi .
 
“Bacakan puisi,” jawab Ibnu. Ia pun mulai membacakan puisi yang berjudul Khalifah Kami.
 
 
“Khalifah Kami”
 
 
Di hari ini,
 
Di Pondok Tremas yang kami cintai.
 
Datang bak seorang malaikat,
 
Yang datang bagaikan merpati.
 
Dengan anggun mengobati gerah hati ini,
 
Akibat air bah yang mertamu di pondok kami.
 
Dengan semangatnya memacu energi kami,
 
Agar kami kuat menghadapi kenyataan ini.
 
Kucium semerbak harum akan pengabdian sejati,
 
Beliaulah khalifah negeri ini.
 
Bukan negeri Islam yang pasti, tapi negeri yang penuh cinta, warna dan budaya.
 
Beliaulah khalifah kami, pemimpin kami,
 
Beliaulah Bapak Jokowi
 
 
Tepuk tangan pun bergemuruh di pondok pesantren itu. “Saya bawa ya (kertas puisi),” ucap Jokowi. 
 
Ibnu berjalan untuk kembali ke tempat semula. Namun baru beberapa langkah berjalan, ia kembali berjalan ke arah Jokowi untuk menanyakan hadiah sepeda.
 
Terose kon nyuwun sepeda teng Pak Jokowi (katanya suruh minta sepeda kepada Pak Jokowi)?” tanya Ibnu. “Kok terose, Mas Ibnu pingin mboten? (Kok katanya, mas Ibnu ingin tidak)?” tanya Jokowi kepada Ibnu sebagaimana dilansir dari laman Kantor Staf Presiden
 
Jokowi yang saat itu tidak membawa sepeda, berjanji akan mengirimkan langsung kepada Ibnu. “Saya ini enggak bawa sepeda. Tapi besok saya kirim sampai kesini. Besok saya kirim, alamatnya diberi ke ajudan,” ujar Jokowi.
 
Namun Ibnu tidak perlu menunggu sampai hari esok, pada petang harinya pun Ibnu sudah memiliki sepeda yang bertuliskan Hadiah Presiden Jokowi. (A)

(redaksi)