Serba serbi

Aduh.. Murid SD di Poso Jadi Juara 1 Lari 21 KM, Ternyata Tak Ada Hadiah

Olahraga

31 Januari 2020 17:03 WIB

Asmarani Dongku (tengah) Murid SD di Poso yang menjuarai lari marathon berjarak 21 km. (Istimewa)


SULAWESI– Murid Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Poso mengaku kecewa dan merasa ditipu oleh panitia pelaksana lomba lari marathon berjarak 21 Kilometer (km), yang digelar Dinas PU Bina Marga Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng).



Asmarani Dongku murid SD kelas VI warga Desa Pandiri, Kecamatan Lage, Kabupaten Poso itu, melampiaskan kekecewaannya dengan menangis histeris setelah mencapai garis finish dan meraih juara 1, namun tidak mendapatkan hadiah ataupun medali.

Ditemui di sekolahnya pada Selasa (28/1/2020), Asmarani Dongku kepada sejumlah media mengungkapkan kekecewaannya. Padahal dalam lomba tersebut dirinya berhasil meraih juara 1 dan mampu mengalahkan 40 perserta lainnya yang ikut dalam lombat tersebut.

Lomba dengan mengambil garis star dari kantor Bupati Poso dan finish di Desa Toyado, Kecamatan Lage tersebut digelar pada Minggu (26/1/2020), serta dilepas secara resmi oleh Bupati Poso Darmin Agustinus Sigilipu.

“Iya saya menangis capek dan tidak ada hadiahnya, nanti di finish baru dibilang tidak ada hadiahnya, seandainya saya tahu tidak ada hadiahnya, saya tidak akan ikut pak,” kata Asmarani dilansir dari sultengraya.com via teras.id.

Asmarani mengakui, lomba lari marathon tersebut didapatkan dari tetangga dan salah satu media social, dengan harapan bisa meraih juara dan mendapatkan bonus seperti yang sudah sering dia terima saat ikut lomba lari dan meraih juara.

Dikatakannya, belajar dari pengalaman mengikuti lomba lari, baik tingkat kelurahan ataupun kabupaten selalu ada hadiahnya berupa uang tunai, mulai dari Rp1-3 juta untuk juara satu.

“Saya ikut lomba karena ajakan tetangga, saya berpikir ini kesempatan saya untuk kembali berkompetisi dan setidaknya bisa mendapatkan hadiah untuk tambah-tambah biaya sekolah saya,” harap Asmarani Dongku. 

Sementara itu Kepala Dinas PU Sulteng Saifullah Djafar mengemukakan, lomba tersebut memang tidak berhadiah.

"Jadi sejak awal kita sudah sampaikan, acara ini tanpa hadiah dan gratis," kata Saifullah, dilansir dari Kompas.

Saifullah menjelaskan, kegiatan rutin itu bukan lomba. Namun kegiatan rutin yang dilakukan setiap ada ruas jalan selesai dikerjakan. Biasanya mereka menggelar lari maraton.

"Sebetulnya ini hanya diikuti oleh komunitas lari kita sendiri, tapi karena ada komunitas lain yang mau bergabung, ya kita terima ikut serta. Sebagai tanda keikutsertaan, kita menyiapkan medali. Untuk anggota komunitas yang mendaftar tidak dipungut bayaran," jelas Saifullah.

(wd)