Hard News

Progres dan Kualitas Pembangunan TMMD Reguler Pekalongan Juga Dipantau Pemda

TNI / Polri

4 April 2020 01:09 WIB


PEKALONGAN, solotrust.com– Sejumlah hasil karya fisik TMMD Reguler 107 Kodim 0710 Pekalongan, yang telah dan sedang dikerjakan oleh Satgas TMMD dan masyarakat Desa Pantirejo, Kecamatan Kesesi, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, juga dipantau langsung pihak Dinas PMD P3A PPKB Kabupaten Pekalongan.



Tampak Kabid PMKD dari dinas tersebut, Mashadi, S.TP, didampingi Bintara Staf teritorial Kodim Pekalongan, Serka Nur Abidin, meninjau langsung progres pengaspalan sepanjang 2,5 kilometer lebar 3 meter dan pembuatan talud sepanjang 800 meter tinggi 1 meter. Rabu (1/4/2020).

Dinyatakan Mashadi, untuk progres sendiri sampai hari ini meliputi pengaspalan jalan yakni 58 %, talud adalah 70 %, rehab 1 unit TPQ At Taqwa bantuan Baznas Kabupaten Pekalongan 100 %, dan juga rehab 10 unit RTLH bantuan Disperwaskim Pekalongan senilai Rp. 15 juta untuk setiap rumah, terealisasi 50 % secara keseluruhan.

“Kita berharap semoga di 13 hari sisa waktu pelaksanaan TMMD Reguler Pekalongan, bisa selesai 100 %. Kita bangga dengan apa yang telah dikerjakan Satgas TMMD bersama masyarakat Pantirejo,” ucapnya mengapresiasi.

Ditambahkannya, di sisa waktu itu, tentunya perlu adanya sinergitas segenap komponen yang ada di Kabupaten Pekalongan sehingga hasilnya lebih maksimal lagi untuk digunakan masyarakat dalam berbagai aktivitas di beberapa desa tetangga Pantirejo.

“Jalan ini jelas akan mendongkrak sektor perekonomian dan pendidikan khususnya, serta kesehatan pada umumnya,” imbuhnya.

Ia juga berharap, walaupun cuaca yang kadang kurang bersahabat karena seringnya hujan, namun anggota Satgas TMMD dan masyarakat tetap memelihara semangat dalam bekerja.

Sementara disampaikan Serka Nur Abidin, bahwa seluruh pekerjaan fisik TMMD Reguler juga melibatkan tukang-tukang profesional warga setempat, termasuk di pengaspalan jalan juga mendatangkan puluhan tenaga ahli pengaspalan jalan dari Kecamatan Petungkriyono, Pekalongan.

Dinyatakannya, dengan dilibatkannya masyarakat setempat, juga untuk memelihara kualitas.

“Dari awal kita melibatkan masyarakat minimal 60 orang per hari. Ini agar mereka merasa memiliki apa yang sedang dan telah dibangunnya,” ucap Nur Abidin.

(wd)