Hard News

Fungsi Turap Kental Terlihat di Lokasi TMMD Reguler Pekalongan, Dukuh Jlubang

TNI / Polri

7 April 2020 01:39 WIB


PEKALONGAN, solotrust.com– Melihat gambar, manfaat pembangunan turap atau talud sepanjang 450 meter tinggi 1 meter di Dukuh Jlubang, Desa Pantirejo, Kecamatan Kesesi, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, jelas sudah terbayang.



Turap di lokasi ini, fungsi utamanya adalah sebagai dinding penahan tanah dan jalan di atasnya yang diaspal sepanjang 400 meter lebar 3 meter, dari Jlubang ke arah Dukuh Babadan, Desa Bulaksari, Kecamatan Sragi.

Sementara untuk progres pengaspalan jalan sendiri baru mencapai 70 % dan masih menyisakan 120 meter lagi. Hal ini dikarenakan jalan masih digunakan untuk lalu-lalang armada pengangkut material pembangunan talud volume tersebut.

Kedua pekerjaan fisik di Dukuh Jlubang itu merupakan sasaran utama program TMMD Reguler 107 Kodim 0710 Pekalongan, di Desa Pantirejo.

Dijelaskan Kepala Desa Pantirejo, Hamka Nurul Huda, bahwa di lokasi  pengaspalan jalan tersebut kondisi tanahnya sangat labil. Aspal dan makadam yang dulu dibangun, sudah rusak cukup parah karena tanah labil yang berada tepat di sisi saluran irigasi tersier pertanian antar desa, Pantirejo-Kwigaran-Bulaksari.

“Khusus untuk pembangunan talud II di Dukuh Jlubang sampai ke perbatasan dengan wilayah Desa Bulaksari, selain untuk menstabilkan tanah dan jalan yang ada di sampingnya, jelas mencegah pengikisan tanah bahu jalan akibat rembesan air dari atas maupun gerusan secara langsung dari aliran sungai,” ungkapnya, Kamis (2/4/2020).

Disamping itu menurutnya, dinding penahan tanah itu akan memperlancar aliran air (proses dewatering) ke persawahan penduduk Pantirejo dan desa tetangganya tersebut.

Walaupun konstruksinya relatif tipis jika dibandingkan dengan gabion/bronjong, namun fungsinya setara dan bahkan lebih stabil untuk menahan tanah yang ada disampingnya.

Sementara disampaikan Pasiter Kodim Pekalongan, Kapten Infanteri Eko Sulistyo, dipilihnya dipasang turap dari pada gabion, ini mengingat di aliran sungai di wilayah Dukuh Jlubang medannya sangat sempit sehingga turap adalah solusi yang paling tepat untuk menahan jalan aspal TMMD Reguler.

“Kita pasang talud/turap di Dukuh Jlubang dan di Dukuh Pepedan sampai Dukuh Sutosari sepanjang 350 meter, karena untuk pemasangan gabion kondisinya tidak memungkinkan, karena  untuk pemasangan bronjong lokasinya sangat sempit,” jelasnya.

Jadi lanjutnya, turap yang dibangun sepanjang total 800 meter itu jelas berfungsi untuk menahan gaya tekan/goncangan dari atas maupun ancaman erosi akibat gerusan air sungai, pada jalan aspal yang dibangun di titik sepanjang 800 meter dari total keseluruhan sepanjang 2,5 kilometer.

Tampak kesibukan anggota Satgas TMMD dari Yonif 405 Surya Kusuma, bersama para tukang ahli dari warga setempat yang sedang melakukan plesterisasi dan pengacian dinding tanah, di titik 450 meter di Dukuh Jlubang, dimana di hari ke-18 pelaksanaan TMMD Reguler progresnya mencapai 68 persen.

(wd)