Ekonomi & Bisnis

Harga Beras Tinggi, Bulog Gelontor 5 Ton Lagi

Ekonomi & Bisnis

3 Januari 2018 01:44 WIB

Beras. (Solotrust.com/Arum)

SOLO, solotrust.com - Operasi Pasar (OP) oleh BULOG Sub Divre III Surakarta dinilai hanya mampu meredam sedikit gejolak harga beras. Sebab fakta di lapangan menunjukkan harga beras masih tinggi, menyentuh Rp 12 ribu- Rp 13 ribu untuk premium dan Rp 10 ribu - Rp 11 ribu untuk medium. Bahkan beras menjadi komoditas yang menyumbang inflasi paling besar untuk Bulan Desember 2017 berdasar data BPS Solo.
 
"Meski sudah melakukan OP, ternyata beras menyumbang inflasi terbesar dibanding komoditas lain. Seperti yang kita lihat, harga beras di pasaran masih naik, mungkin adanya OP meredam sedikit. Walau secara signifikan tidak terlihat dampak OPnya, namun berhasil meredam kenaikan harga sedikit," papar R. Bagus Rahmat Susanto, Kepala BPS Solo. 
 
Padahal untuk menghadapi gejolak harga beras di pasar, BULOG Solo sudah melakukan Operasi Pasar (OP) selama akhir tahun 2017. Total 10 ton beras medium digelontor ke 5 pasar tradisional se-Solo. Bahkan BULOG Solo telah melakukan OP lagi, sejak 29 Desember hingga 1 Januari 2018 sesuai instruksi Kementerian Perdagangan. Kasi Analisa Harga dan Pasar BULOG Sub Divre III Surakarta, Doni Kuswardono mengaku bila terjadi harga beras tinggi di pasaran, biasanya memang digelontor sebanyak-banyaknya tapi melihat kemampuan pedagang.
 
"OP yang baru dilaksanakan ini ditujukan ke pedagang dan distributor, tergantung permintaan pedagang. Disediakan sejumlah yang mereka mampu, disesuaikan kapasitas kios, tidak ada batasan. Sejauh ini sudah 5 ton terserap di pasar Rejosari dan pasar Nusukan. Yang penting dijual di tingkat konsumen tidak melebihi HET," paparnya pada wartawan Selasa (2/1).
 
Pihaknya mengakui, OP berhasil sedikit menekan agar harga beras tidak melambung. Sebab, ada tiga faktor yang menyebabkan tingginya harga beras di pasaran saat ini. Antara lain, pasokan terbatas karena belum panen raya, referensi konsumen berbeda beralih dari beras medium ke premium, ketersediaan premium di tingkat penggilingan atau distributor terbatas, sebab lebih banyak permintaan daripada pasokan.
 
Terkait OP untuk beras jenis medium, terbuka kesempatan bagi distributor, kios, pedagang pasar dan mitra BULOG yang ingin mengajukan permintaan. Dalam OP, BULOG menjual beras medium sebesar Rp 8 ribu ke pedagang untuk dijual di harga maksimal Rp 9 ribu per kilo ke konsumen akhir. 
 
Meski begitu, ada tata cara yang harus diikuti yaitu membuat surat permohonan dan surat rekomendasi dari Dinas Perdagangan serta tandatangan surat pernyataan tidak menjual melebihi HET. Adapun syarat lain meliputi KTP, NPWP, SIUP PBB atau SHP. Bahkan perorangan, CV atau badan usaha besar juga bisa mengajukan permintaan. Kemudian, melakukan pelaporan ke Satgas Pangan. 
 
"Saat ini stok beras 16.500 ton beras medium. Jumlah itu cukup untuk penyaluran rastra reguler untuk 2,5 bulan. Diperkirakan panen raya terjadi sekitar Januari akhir - awal Februari. Semoga harga beras bisa stabil sesudah panen raya," harapnya. (ArumA)

(redaksi)