Hard News

Doni Monardo: COVID-19 Bukan Rekayasa, Ibarat Malaikat Pencabut Nyawa

Hard News

18 Juli 2020 13:31 WIB

Ilustrasi (Dok. Istimewa)

JAKARTA, solotrust.com - Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo dengan tegas mengatakan bahwa COVID-19 bukan sebuah rekayasa atau konspirasi yang dibuat pihak-pihak tertentu.

Hal itu disampaikan Doni ketika memberi arahan dalam Rapat Koordinasi bersama Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Daerah Provinsi Jawa Timur di Surabaya, Kamis (16/07/2020).



“COVID-19 bukan rekayasa, COVID-19 bukan konspirasi. COVID-19 menjadi mesin pembunuh, ibaratnya COVID-19 ini adalah malaikat pencabut nyawa,” tegas Doni Monardo, dilansir dari laman resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana, bnpb.go.id.

Doni perlu menegaskan mengenai hal itu karena masih ada pihak-pihak yang menganggap COVID-19 ini rekayasa. Menurutnya, pemahaman itu tidak bisa dibiarkan. Menurut data global, setengah juta jiwa telah menjadi korban.

Di lain sisi, pemahaman masyarakat yang masih menganggap COVID-19 merupakan konspirasi juga dapat memengaruhi tingkat kepercayaan publik kepada upaya yang dilakukan pemerintah. Dengan begitu, tingkat kepedulian dan kedisiplinan masyarakat menurun dan dapat menjadi ancaman peningkatan angka kasus.

Oleh sebab itu, Doni mengimbau agar seluruh komponen pemangku kebijakan di daerah, khususnya wilayah Provinsi Jawa Timur dapat memberikan narasi benar dan utuh kepada masyarakat tentang COVID-19.

“Kita harus memberikan narasi yang utuh tentang COVID-19,” jelas dia.

Bicara mengenai pandemi COVID-19, hal itu tak hanya menyangkut tentang permasalahan kesehatan saja, namun juga berpengaruh pada sektor ekonomi dan lapangan kerja masyarakat.

Menurut catatan Doni dari Kementerian Ketenagakerjaan, COVID-19 telah membuat 1,7 jiwa kehilangan pekerjaan pada pertengahan April 2020. Hal itu tentunya menjadi permasalahan baru yang serius dihadapi bangsa dan negara.

“Pertengahan April, 1,7 jiwa kehilangan pekerjaan, baik formal maupun informal. Kalau ditotal tidak kurang dari 3 juta orang, setelah pemerintah memutuskan untuk mengeluarkan Keppres tentang Kedaruratan Kesehatan,” kata Doni.

“Masyarakat yang ingin mendapatkan kartu prakerja mencapai 12 juta jiwa. Berarti dapat dikatakan bahwa ada sebanyak 12 juta jiwa yang kehilangan pekerjaan,” imbuhnya.

Pada dasarnya, COVID-19 dapat dicegah melalui peningkatan daya tahan tubuh dan imunitas dari asupan gizi yang baik dan seimbang. Di lain sisi, untuk memperoleh makanan dengan menu gizi seimbang perlu adanya pendapatan.

“Salah satu cara untuk meningkatkan imunitas tubuh adalah makan makanan yang bergizi, sedangkan cara untuk mendapatkan makanan harus ada uang,” kata Doni.

Oleh sebab itu, COVID-19 harus benar-benar diatasi melalui beradaptasi dengan kebiasaan baru, disiplin menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, dan jaga jarak aman.

(redaksi)