SOLO, solotrust.com - Komunitas Perempuan Indonesia Terdepan Pertiwi Indonesia Solo bekerja sama dengan Solo Tangguh dan Sunan Institute menggelar webinar untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman serta menyatukan aksi dengan para perempuan dalam menghadapi pandemi Covid-19.
Webinar menghadirkan narasumber dari berbagai bidang seperti Nindya Pratita (ibu rumah tangga dan tenaga kesehatan), Niken Satyawati (Presidium Masyarakat Anti Fitnah Indonesia/Mafindo ), Retno Wulandari (General Manager The Sunan Hotel Solo), Sruti Respati (seniwati), dan Dwi Ariyani (Program Officer Disability Rights Fund untuk Indonesia).
Tampil sebagai keynote speaker Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Tengah, Atikoh Ganjar Pranowo. Acara digelar secara online alias dalam jaringan (Daring) melalui aplikasi Zoom pada Rabu, 26 Agustus 2020, pukul 10.30 hingga 12.00 WIB.
Pembina Pertiwi Indonesia Solo, Rony Widyaningsih, menyampaikan perempuan memiliki peran sentral di era pandemi. Tak sedikit perempuan harus menjalankan multiperan dengan berbagai tantangan yang ada di lingkungan. Acara ini juga menggandeng #SoloTangguh, sebuah gerakan sosial berbasis masyarakat dalam menghadapi pandemi Covid-19.
"Dengan kolaborasi yang dilakukan berbagai pihak, kami berharap bisa mengambil peran, berkontribusi dan menyatukan aksi untuk membantu pemerintah dalam menghadapi pandemi Covid-19," tuturnya dalam keterangan tertulis diterima solotrust.com.
Sementara itu, General Manager The Sunan Hotel Solo sekaligus Ketua Pertiwi Indonesia Solo, Retno Wulandari, menambahkan acara ini merupakan penutup dari rangkaian kegiatan Pertiwi Indonesia Solo selama Agustus dalam rangka menyemarakkan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-75 Kemerdekaan RI.
"Dalam webinar kali ini kami juga menyediakan penerjemah bahasa isyarat agar teman-teman tuna rungu bisa bergabung untuk mengikuti acara," sambung dia.
Sebelumnya, Pertiwi Indonesia Solo sukses menyelenggarakan acara Fashion Show Virtual menampilkan aneka busana Wastra Nusantara dan Webinar Cooking Class dengan tema "Celebration Of Indonesian Gastronomy". Webinar ini digelar secara gratis dan dapat diikuti maksimal seratus orang melalui aplikasi Zoom.
(redaksi)
