Hard News

Menolak Dilakukan Swab, Warga di Karanganyar Ini Malah Intimidasi Bidan

Jateng & DIY

17 September 2020 15:16 WIB

Bidan Puskesmas Gondangrejo, Suyamtiningsih (kiri) saat memberikan penjelasan kepada warga.

KARANGANYAR, solotrust.com- Sikap oknum sejumlah warga Desa Jeruksawit, Kecamatan Gondangrejo, Karanganyar disesalkan aparat pemerintah setempat. Selain menolak diswab, mereka juga mengintimidasi Bidan sebagai tenaga kesehatan (nakes) Puskesmas Gondangrejo.

Persoalan terkait penolakan swab dan intimidasi terhadap nakes ini langsung direspons Dinas Kesehatan dengan menerjunkan timnya ke lokasi. Mereka didampingi aparat Polsek Gondangrejo dan Pemerintah Desa Jeruksawit. Petugas menyampaikan, bahwa warga bernama S terkonfirmasi positif covid-19 pada 4 September yang lalu. Pasien  manula ini dirawat di RSUD Surakarta di Ngipang selama 10 hari, setelah swab kedua hasilnya negatif lalu diperbolehkan pulang.



Menurut pengakuan Bidan Puskesmas Gondangrejo, Suyamtiningsih, dirinya masih trauma dengan intimidasi yang menimpanya. Sejumlah anggota keluarga dari warga yang positif covid-19 menuntut dirinya menjamin seluruh kebutuhan selama isolasi mandiri jika hasil swab mereka positif, namun jika hasilnya negative, dirinya  diminta mengumumkan hal itu ke setiap rumah di Desa Jeruksawit. Tujuannya agar memulihkan stigma negatif yang berkembang di masyarakat. Namun desakan dari warga tersebut tidak ditanggapi, apalagi dirinya sebagai Bidan tak memiliki wewenang mengambil hasil swab dari lab lalu mengumumkannya.

“Saya ya ketakutan dengan masyarakat, gelisah, cemas, karena masyarakat dikira saya meng-hoaxkan dari Covid ini, sebenarnya negative saya positifkan menurut cerita tuntuan dari masyarakat seperti itu.” Ungkap Suyamtiningsih, Rabu (16/9/2020).

Sementara itu Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) DKK Karanganyar Sri Winarno mengatakan, ada lima orang anggota keluarga S. Pihaknya  mendengar muncul perlawanan warga terhadap nakes terkait hasil swab S dan keluarga menuntut bukti tertulis dari bidan Ning  bahwa S positif.

“Padahal itu diluar kuasa Bu Ning.” Katanya.

perwakilan keluarga ke RSUD Ngipang diberitahu kondisi terakhir negatif sehingga boleh pulang dan ini menimbulkan ketidakpercayaan keluarga kenapa hasilnya tidak sama.

“Ini kekurangtahuan masyarakat dan kita melakukan tracing tidak bersamaan, kadang saat pasien sudah negatif covid.” Tambahnya.

Pihaknya meminta para tetangga ikut menjaga dan mengawasi S dan keluarganya selama isolasi mandiri dan menurutnya ini pentingnya program jogo tonggo selama pandemic. (joe)

(wd)