Hard News

Kurang Tenaga Medis, Pelayanan Kesehatan Kurang Maksimal

Jateng & DIY

13 Januari 2018 03:22 WIB

Pemeriksaan kesehatan. (Solotrust.com/Vin)

Solotrust.com, SOLO - Kurangnya tenaga medis di puskesmas digadang-gadang menjadi faktor penyebab tak maksimalnya pelayanan kesehatan selama ini. Bahkan, Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo saat ini kekurangan hingga ratusan tenaga medis, seperti dokter, perawat dan paramedis.
 
"Di tiap puskesmas memang kebutuhannya berbeda-beda, tapi secara keseluruhan kami kekurangan sekitar 200 tenaga kesehatan. Selama ini kita merekrut TKPK (tenaga kerja dengan perjanjian kontrak) untuk menutupi kekurangan itu," kata Kepala DKK Solo Siti Wahyuningsih, Jumat (12/1/2018).
 
Namun perekrutan itu dirasa masih belum mencukupi kebutuhan tenaga medis saat ini. Ning sapaan akrabnya mengatakan, pihaknya belum bisa merekrut Aparatur Sipil Negara (ASN) sebab masih ada moratorium ASN dari pemerintah pusat. Selama ini guna menutup kekurangan jumlah tenaga tersebut, DKK terpaksa menerapkan double job bagi tenaga ASN kesehatan di Puskesmas.
 
“Ada dokter atau perawat yang mengurusi administrasi juga, kan itu tidak ideal. Tapi kami sudah mengajukan, informasinya tahun ini akan dibuka perekrutan, cuma kita tidak tahu Solo kejatah berapa,” jelas Ning.
 
Dirinya menjelaskan kebutuhan petugas medis di tiap puskesmas berbeda satu dengan yang lain. Kebutuhan personel ini, kata dia, dihitung berdasarkan analisis beban kerja.
 
“Jadi kebutuhan di puskesmas masing-masing itu tidak bisa disamakan. Semakin luas cakupan pelayanan ya semakin banyak tenaga kesehatan yang dibutuhkan,” pungkas Ning.
 
Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo membenarkan kurangnya tenaga medis menjadi penyebab kurang optimalnya pelayanan kesehatan. Tak hanya tenaga medis, Rudy mengatakan masalah tenaga di bidang pendidikan juga sangat diperlukan. "Iya kurang terus, tidak hanya sekarang. Nanti juga ada perekrutan ASN, tapi memang kita utamakan dari medis dan pendidikan," pungkas Rudy. (vin-A)

(redaksi)