Hard News

Petani Sayur di Lereng Gunung Merapi Merbabu Tersenyum, Ada Apa?

Jateng & DIY

6 Oktober 2020 16:58 WIB

Para petani sayur di lereng Gunung Merapi-Merbabu.

BOYOLALI, solotrust.com– Para petani sayur di lereng Gunung Merapi-Merbabu mulai menghirup udara segar. Pasalnya, hasil pertanian mereka terutama tanaman cabe mulai memanen dan kini harga cabe mulai naik. 

Hal itu dialami petani sayur di Desa Senden, Kecamatan Selo, Boyolali. Pada tahun ini, mereka menanam cabe jenis varietas OR Twist 42 atau yang dikenal dengan varietas OR42 jenis cabe kerinting.



Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Boyolali, Bambang Jiyanto mengatakan, petani di Desa Senden kini sudah bisa membaca alam. Terbukti dengan harga cabai yang mampu menembus angka Rp 25.000-Rp 26.000 perkilogram

“Sekarang ini harganya sudah sampai Rp 26.000, ini salah satu bukti bahwa petani petani kita sudah mulai cerdas, sudah bisa membaca alam dan bisa memetakan situasi pasar di sekitarnya,” kata dia, Selasa (6/10/2020).

Di masa pandemi Covid-19 sekarang ini, petani tetap bisa bertahan dari hasil panen cabai. Ditanam di lahan sekitar 20 hektare yang tersebar di Kecamatan Selo.  Petani menanam cabai dari Mei, sehingga awal September cabai sudah bisa dipanen untuk dijual ke pasar. Satu batang tanaman cabai bisa 17 kali panen, sehingga dalam satu hektar mampu menghasilkan satu ton cabai siap jual.

“Bisa sampai 17 kali panen setiap tujuh hari panen. Kira kira 800 meter itu bisa sekitar satu ton. Dan kalau dihektarkan, satu hektar bisa sekitar 10 ton,” imbuhnya.

Salah satu anggota Kelompok Tani Ngudi Santoso, Kardi mengungkapkan bahwa panen cabai untuk tahun ini cukup memuaskan. 

“Karena dari satu batang ini nanti mungkin sampai panen habis, bisa mencapai setengah kilo per batang tanam. Jadi saya anggap panen cabai tahun ini berhasil,” ujarnya.

Ditambahkan Bambang, dengan membaca alam sekitar, para petani diharapkan pintar dan cermat dalam memilih komuditi tanaman yang akan dikembangkan. Sehingga hasil dari komuditi tersebut mampu meningkatkan perekonomian masyarakat. (Jaka) 

(wd)