Solotrust.com - Bencana banjir dan tanah longsor di Vietnam dilaporkan telah menyebabkan sedikitnya 102 orang meninggal atau hilang, sementara puluhan ribu orang kehilangan rumah.
Badai Linfa dan Badai Nangka melanda Vietnam tengah dalam dua pekan pertama Oktober, menyebabkan curah hujan enam kali lebih tinggi dari rata-rata. Akibatnya, terjadi banjir bandang hingga merendam 136 ribu rumah dan memaksa 90 ribu orang mengungsi. Topan ketiga diperkirakan akan menghantam wilayah pantai dalam beberapa hari mendatang.
Melansir The Guardian, Selasa (20/10/2020), bencana terparah terjadi di Provinsi Hue, sekira 700 km dari Ibu Kota Vietnam, Hanoi. Sejauh ini, polisi dan tentara telah menggunakan kano maupun perahu di Kota Ha Tinh guna mengevakuasi warga dan mengangkut barang-barang mereka ke tempat aman. Lebih dari 20.700 orang dilaporkan telah dievakuasi.
Sementara di provinsi Quang Binh, berjarak 130 km, air banjir terus naik, merendam seluruh rumah atau menguburnya di bawah tanah longsor. Pada Minggu, 13 kepala keluarga (KK), total sekira 60 orang terpaksa direlokasi karena tanah longsor yang membawa 3000 ton batu.
Tanah longsor mengubur barak militer di Quang Trị pada Minggu dini hari, mengakibatkan 22 tentara, termasuk perwira meninggal dunia.
Blue Dragon, sebuah organisasi nonpemerintah yang membantu keluarga berisiko di sekitar Vietnam, adalah salah satu dari segelintir organisasi nirlaba yang bekerja di Hue. Mereka saat ini telah menerima bantuan dan sumbangan dari masyarakat.
“Hue mengalami banjir setiap tahun, tetapi skala dan kecepatannya tahun ini mengejutkan. Penduduk lokal sekarang hidup dengan cara yang siap menghadapi bencana alam, tetapi ini dalam skala yang jauh lebih besar. Mereka harus memulai dari awal lagi," kata pendiri Blue Dragon, Michael Brosowski. (and)
(redaksi)