KARANGANYAR, solotrust.com- Perajin batik di Desa Girilayu, Kecamatan Matesih didorong untuk belajar memasarkan produknya secara digital, agar menjangkau pasar yang lebih luas. Sebab di era moderen sekarang ini, pemasaran secara digital lebih efektif menjangkau pasar, daripada hanya mengandalkan pemasaran secara konvensional. Poin itu disampaikan Bupati Karanganyar Juliyatmono, saat meluncurkan program Digital Marketing School (DMS), sekaligus launching Girilayu Desa Wisata Batik di Balai Desa Girilayu, kecamatan matesih, Kamis (19/11/2020).
Hadir dalam acara tersebut, Founder and Chairman Markplus Inc Hermawan Kartajaya yang memberikan “kuliah” marketing di acara tersebut. Hadir juga Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Solo Bambang Pramono, yang memberikan stimulan dana untuk pembangunan showroom batik di desa tersebut.
Bupati mengharapkan Girilayu menjadi pusat batiknya Karanganyar. Ayo, semua gumregah, nyambut gawe, agar produk khas ini bisa lebih luas menjangkau pasar. Imbasnya nanti meningkatnya kesejahteraan masyarakat,” ujarnya
Di era kekinian, pemasaran secara digital menjadi cara efektif untuk menjangkau pasar lebih luas. “Makanya, ada program DMS. Jual apapun, lewat digital. Pelaku usaha harus belajar, jualan secara digital. Karena sekarang zamannya seperti itu. Sekarang tak perlu gedung, tak perlu toko, bisa jualan. Barang dikirim langsung ke pembeli. Tidak ada yang sulit,” terang Bupati Juliyatmono .
Sementara Camat Matesih Ardiansyah mengatakan bahwa potensi yang dimiliki Desa Girilayu perlu dimaksimalkan, agar bisa memberikan nilai tambah bagi masyarakat.dan Untuk tahap awal, ada 30 peserta yang akan mengikuti workshop DMS. Selama enam bulan, mereka akan didampingi tim DMS untuk belajar berbagai hal, mulai dari meningkatkan kualitas produksi, branding, hingga pemasaran secara digital,” dan Ke depan, pemasaran batik Desa Girilayu akan tersentral di showroom yang pembangunannya mendapat dana stimulan dari BI Solo. Showroom tersebut akan dikelola bersama oleh kelompok perajin batik.
Di tempat yang sama Founder Digital Marketing School (DMS) Kus Baroto menambahkan, konsep pemasaran secara digital diharapkan lebih bisa diimplementasikan oleh pelaku usaha batik di Girilayu.
“Sebab dengan konsep pemasaran konvensional, kurang jalan. Di sini, pihaknya tidak akan mendampingi pembatik. Kami minta mereka membatik seperti biasa, memperbanyak produknya. Kami membangun tim digital yang akan membantu pemasaran,” ujarnya.
Sedangkan Tim digital, yang sebagian terdiri dari anak-anak milenial yang melek teknologi, akan dididik selama enam bulan gratis, untuk memahami dan menjalankan konsep pemasaran digital secara efektif. (joe)
(wd)