Serba serbi

Diego Maradona Meninggal, Argentina Tetapkan Hari Berkabung Nasional 3 Hari

Olahraga

26 November 2020 16:31 WIB

Fans tertunduk menangis setelah Maradona dikabarkan meninggal dunia (Foto: BBC/Getty Images)

Solotrust.com - Argentina baru saja kehilangan salah satu putra terbaiknya, Diego Maradona. Sang megabintang sepak bola baru saja mengembuskan napas terakhir akibat serangan jantung. Sebagai bentuk penghormatan, pemerintah Argentina pun menetapkan hari berkabung nasional selama tiga hari.

Selama masa berkabung, jenazah Maradona akan disemayamkan di negara bagian Casa Rosada, pusat pemerintahan Argentina. Hening cipta selama satu menit juga akan dilakukan menjelang pertandingan Liga Champions, termasuk dengan semua laga Eropa pekan ini.



Pemeriksaan post-mortem juga dilakukan pada tubuh Maradona pada Rabu (25/11/2020) malam setelah dia meninggal sekitar tengah hari waktu setempat di rumahnya di Tigre, dekat Buenos Aires.

Mantan gelandang serang dan manajer tim nasional (Timnas) Argentina itu sebelumnya telah berhasil menjalani operasi pembekuan darah otak pada awal November lalu. Ia pun harus menjalani perawatan karena kebergantungan pada alkohol.

Di masa kejayaannya, Maradona pernah bermain bersama Barcelona dan Napoli. Ia juga menyandang ban kapten ketika Argentina memboyong trofi Piala Dunia 1986 dengan mencetak gol 'Tangan Tuhan' saat melawan Inggris di perempat final.

Mantan gelandang Tottenham, Ossie Ardiles yang bermain bersama Maradona di Piala Dunia 1982, mengatakan dia adalah "dewa" di Argentina, di Naples, dan di seluruh dunia.

"Dia akan dikenang sebagai seorang jenius dalam sepak bola," tambahnya.

"Pemain seperti (penyerang Juventus dan Portugal) Ronaldo atau pemain seperti (penyerang Barcelona dan Argentina) Messi, mereka bahkan tidak dapat bermimpi dikagumi begitu banyak orang seperti ini."

"Itu adalah fenomena Maradona, sepanjang waktu," kata Ossie Ardiles.

Kepada BBC, Ardiles juga menyatakan menjadi Diego Maradona sangatlah indah. Namun di lain sisi, itu sama sekali tidak mudah. ​​Sejak usia belia, Maradona selalu menjadi bidikan pers sepanjang waktu. Dia tidak pernah memiliki masa kanak-kanak maupun masa remaja yang normal.

"Semua orang ingin bersamanya, semua orang menginginkan dirinya, jadi itu sangat sulit," ucap Ardiles. (and)

(redaksi)