SUKOHARJO, solotrust.com- Berbeda dari tahun sebelumnya, perayaan natal dan tahun baru kali ini membuat hotel harus mengencangkan ikat pinggang. Pasalnya, tingkat hunian di sejumlah hotel turun drastis, bahkan ada yang sampai menyentuh angkat 70 persen.
“Biasanya kalau natal dan tahun baru kayak gini hunian kami overload, tapi untuk tahun ini hanya 30 persen dari 346 kamar yang ada,” kata public relation Best Western Hotel, Roshyana Meyda S.
Best western hotel solo baru salah satu hotel yang mengeluhkan tingkat kunjungan yang menurun drastis. Natal dan tahun baru yang diharapkan mampu mendongkrak pendapatan, hingga H-5 tahun baru belum sesuai dengan yang diharapkan. Padahal tiga bulan terkahir tingkat kungjungan hotel sudah mulai ada peningkatan, tapi kondisi ini tak berlangsung lama menyusul adanya wacana karantina.
“Banyak tamu kami dari luar kota yang melakukan pembatalan,” ujar roshy.
Kondisi inipun berlanjut dengan adanya kebijakan rapid test antigen bagi warga yang akan bepergian keluar kota termasuk ke wilayah solo raya. Apalagi kebijakan itu dilaksanakan menjelang perayaan natal dan tahun baru, sehingga berpengaruh besar ke tingkat hunian hotel.
Meski demikian, roshy mendukung langkah yang ditempuh oleh pemerintah, mengingat kebijakan tersebut sudah melalui kajian yang mendalam. Pihaknya berharap, kondisi ini segera membaik, sehingga dunia perhotelan kembali berjalan normal.
Harapan serupa Public Relation Officer Favehotel Solo, Nonik Ratna Dewi. Ia berharap wabah covid 19 ini segera berlalu. Menurutnya adanya wabah ini berdampak besar di sektor usaha, termasuk dunia perhotelan. Meskipun sempat terjadi penurunan, namun menjelang liburan dan tahun baru, pihaknya optimis ada peningkatan okupansi.
“Harapan kami tingkat okupansi kami bisa di 80 -90 % saat sesi liburan kali ini. Saat ini okupansi kami rata-rata kedua hotel di angka 50%,” kata Nonik. (nas)
(wd)