Hard News

Aktivitas Vulkanik Meningkat, Guguran Lava Pijar Gunung Merapi Kembali Terjadi

Hard News

06 Januari 2021 09:58 WIB

Aktivitas vulkanik Gunung Merapi berupa guguran lava pijar dengan intensitas kecil dari pantauan visual, Selasa (05/01/2021) pukul 18.00-24.00 WIB (Foto: BPPTKG)

JAKARTA, solotrust.com - Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) kembali mencatat adanya aktivitas vulkanik Gunung Merapi. Aktivitas itu berupa guguran lava pijar dengan intensitas kecil sebanyak empat kali, mengarah ke Barat Daya pada posisi alur Kali Krasak dengan jarak luncur maksimum 400 meter.

Data diperoleh dari pantauan visual pada Selasa (05/01/2021) pukul 18.00 hingga 24.00 WIB.



Dalam waktu bersamaan terjadinya guguran lava pijar, tim BPPTKG juga merekam adanya kegempaan berupa guguran sebanyak 23 kali dengan amplitudo 3-41 milimeter berdurasi 11-127 detik.

Sementara untuk embusan ada sebanyak sebelas kali dengan amplitudo dua hingga delapan milimeter berdurasi antara sembilan hingga 33 detik. Selanjutnya Hybrid/Fase Banyak terekam dengan jumlah 75, amplitudo 3-31 milimeter, S-P: 0,3-0,5 detik berdurasi 4-11 detik. Berikutnya Vulkanik Dangkal terekam sejumlah 16 dengan amplitudo 34-75 milimeter berdurasi 12-39 detik. Adapun Tektonik Jauh terekam sebanyak 1 dengan amplitudo 4 milimeter, S-P: 16 detik dan durasi 43 detik.

Sebelumnya, aktivitas vulkanik Gunung Merapi juga telah terpantau pada Kamis (31/12/2020) pukul 21.08 WIB. Mnurut hasil data visual menunjukkan adanya indikasi kemunculan api diam dan lava pijar.

Menurut Kepala BPPTKG, Hanik Humaida, api diam itu muncul di dasar lava 1997, sebagaimana berdasarkan hasil pengamatan citra satelit yang dikonfirmasi keberadaan gundukan, diduga merupakan material baru.

“Ini yang ada di lava 1997,” jelas Hanik dalam Siaran Informasi BPPTKG ‘Aktivitas Merapi Terkini’ melalui media online alias dalam jaringan (Daring), Selasa (05/01/2021), dilansir dari laman resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana, bnpb.go.id.

Berdasarkan perkembangan terkini aktivitas Gunung Merapi, Hanik Humaida mengutarakan secara teknis dapat dikatakan saat ini Gunung Merapi sudah memasuki fase erupsi 2021. Namun, pihaknya menjelaskan hal itu masih fase awal dari indikasi proses ekstrusi magma yang akan terjadi berdasarkan data seismik dan deformasi masih tinggi.

“Secara teknis bisa kita katakan bahwa Gunung Merapi sudah memasuki fase masa erupsi tahun 2021,” kata dia

Berdasarkan hasil pengamatan dan pantauan tersebut, Hanik Humaida mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap aktivitas Gunung Merapi. Masyarakat diharapkan untuk tetap mengikuti arahan dari beberapa instansi terkait seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan pemerintah daerah setempat, serta selalu mengikuti informasi dari sumber terpercaya. 

“Karena masih ada kemungkinan erupsi efusif, maka rekomendasi kami untuk pemerintah daerah Kabupaten Sleman, Magelang, Boyolali, dan Klaten agar selalu menyiapkan segala sesuatu terkait upaya mitigasi letusan Gunung Merapi ini,” ujar Hanik Humaida.

Terkait kejadian ini, BPPTKG belum merevisi rekomendasi aktivitas Gunung Merapi di mana daerah potensi bahaya masih dalam jarak maksimal lima kilometer dari puncak Gunung Merapi.

(redaksi)