Solotrust.com – Gunung Merapi yang sudah berstatus siaga tiga sejak 5 November lalu menunjukkan potensi bahaya dengan memuntahkan lava pijar setidaknya 26 kali dengan jarak sejauh 900 meter.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida, menyampaikan luncuran lava pijar menuju arah Barat, yakni hulu Kali Krasak.
"Jarak luncurnya juga naik menjadi 900 meter menuju arah Barat atau Kali Krasak," terangnya di Yogyakarta.
Hanik Humaida juga mengungkapkan dari hasil pengamatan, Gunung Merapi menunjukkan tingkat aktivitas cukup tinggi.
Dilansir dari akun Twitter resmi BPPTKG, cuaca ketika terjadi luncuran lava pijar sangat cerah, sehingga aktivitas tersebut dapat terpantau dengan jelas dan berlangsung cukup intens pada Minggu (10/01/2021) pukul 18.00 hingga 24.00 WIB.
“#WargaMerapi, cuaca di sekitar #Merapi saat ini cukup cerah. Aktivitas guguran lava pijar terpantau jelas dari kamera-kamera pengamatan. Ingat, tidak perlu memasuki daerah bahaya, ya,” tulis akun Twitter resmi BPPTKG.
Pada periode pengamatan selanjutnya, Senin (11/01/2021) pukul 00.00 hingga 06.00 WIB, Gunung Merapi memuntahkan 19 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur sejauh 600 meter ke hulu Kali Krasak.
Beberapa dusun di Kelurahan Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman dilaporkan mengalami hujan abu ringan.
Hanik Humaida mengatakan belum ada perubahan status Gunung Merapi karena aktivitasnya masih fluktuatif.
“Status Merapi masih siaga dan belum ada perubahan status karena perubahan status Merapi kami dasarkan pada tingkat membahayakan penduduk. Jadi kami masih belum merubah status, jarak luncur lava pijar juga fluktuatif," imbuhnya.
Kepala BPPTKG pun mengimbau masyarakat untuk tetap waspada menghadapi status Gunung Merapi saat ini guna meminimalisasi risiko yang membahayakan. Masyarakat juga diharapkan tetap mematuhi aturan untuk tidak mendekati wilayah-wilayah berdekatan dengan puncak Gunung Merapi. (dhk)
(redaksi)