Ekonomi & Bisnis

Bareskrim Polri Selidiki Dugaan Penimbunan Kedelai dan Permainan Harga

Ekonomi & Bisnis

6 Januari 2021 12:57 WIB

Ilustrasi kedelai (Pixabay)

JAKARTA, solotrust.com - Bareskrim Polri menyelidiki dugaan tindak pidana penimbunan kedelai dan permainan harga para spekulan. Pasalnya, dua hal itu telah membuat terjadinya kelangkaan kedelai di Indonesia.

Kepala Badan Reserse Kriminal Polri, Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo telah memerintahkan Satuan Tugas Pangan untuk melakukan pemeriksaan di sejumlah gudang importir dan distributor kedelai di wilayah Cikupa, Cengkareng dan Bekasi.



"Jadi Satgas juga telah menginstruksikan Satgas di tingkat kewilayahan di tiap Polda untuk melakukan pengecekan harga, ketersediaan kedelai serta sentra-sentra pengolahan, khususnya UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah) yang memproduksi tempe dan tahu," ungkapnya melalui keterangan tertulis, Selasa (05/01/2021).

Sementara itu, Kepala Satgas Pangan Polri, Brigjen Pol Helmy Santika, menyatakan sudah mengantongi data dan hasil analisis ketersediaan serta kebutuhan kedelai secara nasional. Kasatgas Pangan juga telah berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, dan sejumlah pihak lainnya untuk menelusuri dugaan adanya penimbunan dan permainan harga kedelai yang melonjak.

Brigjen Pol Helmy juga menyebutkan perkembangan global di masa pandemi Covid-19 turut memengaruhi harga kedelai di pasar dunia.

"Berdasarkan data FAO, pada Desember 2020 ada kenaikan harga kedelai di pasar global sebesar enam persen dari harga awal US$435 menjadi US$461 per ton," tuturnya, dilansir dari Portal Berita Resmi Polri, TribrataNews.

Pada awal 2021, harga kedelai mengalami kenaikan. Alhasil, sejumlah perajin tahu dan tempe mogok produksi selama tiga hari. Pasokan tahu dan tempe menghilang di pasaran selama 1 hingga 3 Januari 2021.

(redaksi)