Serba serbi

Pengguna WhatsApp Ramai-ramai Pindah ke Signal dan Telegram

Teknologi

15 Januari 2021 16:31 WIB

Ilustrasi Signal (Dok. Istimewa)

Solotrust.com - Dua platform pesan singkat, Signal dan Telegram belakangan kian populer di kalangan pengguna smartphone alias telepon pintar. Keduanya sama-sama mengalami lonjakan unduhan besar di dunia, menyusul pembaruan kontroversial pada syarat dan ketentuan WhatsApp.

Melansir BBC, Jumat (15/01/2021), WhatsApp telah mengabarkan mereka akan membagi data pengguna aplikasi itu dengan perusahaan induknya, Facebook. Oleh karenanya, dua miliar pengguna WhatsApp harus menyetujui peraturan baru itu jika masih ingin terus menggunakannya.



Kendati demikian, kebijakan itu tidak berlaku bagi pengguna di Inggris dan Eropa. Namun, notifikasi telah dikirim ke semua orang.

Seluruh pengguna WhatsApp tidak akan dapat menggunakan lagi layanan aplikasi tersebut, kecuali mereka memberikan persetujuan atas ketentuan baru itu sebelum 8 Februari 2021 mendatang. Platform tersebut mengatakan pembaruan akan memungkinkannya menawarkan fitur-fitur menarik bagi pengguna, seperti belanja dan pembayaran. WhatsApp pun menyatakan praktik berbagi data dengan Facebook bukanlah hal baru.

Terlepas dari kebijakan baru itu, belakangan platform Telegram dan Signal makin eksis di kalangan pengguna telepon seluler (Ponsel). Kedua aplikasi ini juga menawarkan layanan pesan singkat gratis terenkripsi layaknya WhatsApp.

Menurut data dari firma analitik Sensor Tower, Signal telah diunduh secara global 246 ribu kali sepekan sebelum WhatsApp mengumumkan kebijakan barunya pada 4 Januari. Angka itu pun meningkat drastis menjadi 8,8 juta kali sepekan kemudian.

Lonjakan pengguna Signal sangat terlihat di India. Tercatat jumlah unduhan meningkat dari 12 ribu menjadi 2,7 juta. Demikian pula di Inggris dari 7.400 menjadi 191 ribu, dan Amerika Serikat (AS) dari 63 ribu menjadi 1,1 juta.

Dalam beberapa cuitannya di Twitter, Signal menyebut beberapa pengguna mengeluhkan adanya gangguan saat hendak membuat grup serta kode verifikasi yang terlambat muncul. Dijelaskan, gangguan terjadi akibat adanya lonjakan. Signal pun mengatakan tengah mencoba menyelesaikan permasalahan itu.

"Beberapa server terbaru kami sudah siap melayani Anda," tulis Signal pada 10 Januari lalu.

Sementara Telegram selama ini lebih populer ketimbang Signal. Secara global jumlah unduhan Telegram telah melonjak pada pekan terakhir Desember dari 6,5 juta menjadi 11 juta di pekan berikutnya.

Di Inggris, unduhan Telegram meningkat dari 47 ribu menjadi 101 ribu. Sementara di AS jumlah unduhan aplikasi tersebut meningkat dari 272 ribu menjadi 671 ribu.

Selama periode yang sama, unduhan global WhatsApp menyusut dari 11,3 juta menjadi 9,2 juta. Meski begitu, seorang pengamat industri teknologi digital tidak menganggap fenomena ini sebagai masalah serius bagi WhatsApp yang telah diunduh 5,6 miliar kali sejak diluncurkan pada 2014.

"Akan sulit bagi pesaing untuk menghentikan kebiasaan pengguna dan WhatsApp akan terus menjadi salah satu platform perpesanan yang paling populer dan banyak digunakan di dunia," kata ahli strategi wawasan seluler di Sensor Tower, Craig Chapple.

"Menarik apakah perubahan belakangan ini akan terus berlangsung atau pengguna kembali ke kebiasaan mereka," tambahnya.

WhatsApp sebelumnya mengabarkan data yang dibagikannya dengan Facebook tidak termasuk pesan, grup, dan daftar telepon. Kebijakan perusahaan tetap sejalan dengan hukum privasi yang berlaku. (and)

(redaksi)