Hard News

Warsinah, Penjual Bumbu Dapur Hidupi Anak dan Cucunya dengan Keterbatasan Mental

Jateng & DIY

25 Januari 2021 17:35 WIB

Keluarga Warsinah, pedagang rempah-rempah (bumbu dapur) asal Dukuh Gading Kulon, Desa Bono, Kecamatan Tulung, Klaten

KLATEN, solotrust.com - Kisah Warsinah seorang pedagang rempah-rempah (bumbu dapur) asal Dukuh Gading Kulon, Desa Bono, Kecamatan Tulung, Klaten mengundang keprihatinan. Di rumah semipermanen, wanita 55 tahun ini ditemani anaknya, Miranti (30) serta seorang cucu, Slamet (7).

Slamet adalah anak dari Miranti yang ditinggal pergi suaminya. Sementara,  Miranti dan Slamet memiliki keterbatasan mental. Slamet sendiri hingga usia tujuh tahun belum dapat berjalan seperti halnya anak pada umumnya. 



Keseharianya, Miranti dan anaknya Slamet hanya pasrah tinggal di rumah mengandalkan ibunya  (Warsinah-red) yang berdagang bumbu dapur di Pasar Gabus, Jatinom, Klaten dengan mengayuh sepeda onthel. Penghasilan Warsinah tidak menentu karena hanya pedagang bumbu yang menjajakan dagangannya di pinggir jalan pasar. 

"Kalau soal penghasilan tidak menentu. Selain karena adanya wabah corona, dagangan saya juga hanya sedikit. Nggak seperti pedagang lainnya yang jumlah dagangannya banyak," ucap Warsinah saat ditemui solotrust.com di rumahnya, Dukuh Gading Kulon, Desa Bono, Tulung, Minggu (17/01/2021).

Ia mengaku sebelum berdagang biasanya mengurus cucunya terlebih dahulu.

"Habis gimana lagi, ibunya Slamet kondisinya seperti itu. Tidak bisa bekerja, suaminya sudah pergi. Anaknya saya itu agak kurang, maklum ya dan mengidap sakit asma kronis," ungkapnya sambil menahan pilu. 

Meski begitu, Warsinah tetap bersemangat dan tidak putus asa demi menghidupi keluarganya. Sementara suami Warsinah sudah tidak ada. 

"Ya harus semangat. Dapat berapa aja saya tetap berusaha ke pasar. Jarak rumah ke pasar kurang lebih ya empat kilo ada, " kata dia. 

Sementara, Kepala Desa Bono, Bakdiyono, mengaku sudah berulang kali mencarikan bantuan untuk keluarga Miranti. Bantuan berupa sembako dan uang untuk kebutuhan sehari hari. Pasalnya, orang tua Miranti sudah cukup berusia lanjut, sehingga merasa berat menghidupi anak dan cucunya dengan keterbatasan mental.

"Dari pihak desa bila ada bantuan kami utamakan, kemudian kami juga minta tolong dari sejumlah relawan di Kecamatan Tulung untuk bersama-sama membantu yang lemah atau kekurangan," kata dia. 

Selain itu, pihaknya juga memberikan bantuan melalui dana desa (DD) melalui bantuan langsung tunai (BLT).

"Kalau anak-anak yang kebutuhan khusus tetap kami dulukan dalam bantuan itu," kata Bakdiyono. 

Keluarga Miranti dengan keterbatasan mental ini sempat viral di media sosial (Medsos). Kondisi mereka mengundang keprihatinan banyak pihak, salah satunya Inisiatif Zakat Indonesia (IZI).

"Ya, mudah-mudahan bantuan ini dapat bermanfaat bagi keluarga Ibu Warsinah. Miranti dan Slamet ini keluarga dari Ibu Warsinah di mana keseharian Bu Warsinah berjualan bumbu dapur di Pasar Gabus Jatinom," kata perwakilan relawan IZI Klaten, Titik Prapti Mulyani di Dukuh Gading Kulon, Desa Bono.

Titik menambahkan, pemberian bantuan diharapkan bisa meringankan beban Warsinah yang harus menghidupi anak dan cucunya.

"IZI memberikan tambahan modal terhadap Ibu Warsinah senilai Rp700 ribu dan sembako. Semoga ini bermanfaat," pungkasnya. (Jaka)

(redaksi)