SOLO, solotrust.com - Mengusung set panggung dipadukan cita rasa film sebagai pemanis tayangan, Sanggar Seni Kemasan memproduksi sebuah karya serial Payung Bunder. Karya ini diadaptasi dari naskah panggung berjudul Payung Bunder, hasil riset Bambang Sugiarto selaku pimpinan Sanggar Seni Kemasan serta Produser Eksekutif Payung Bunder.
"Payung Bunder ini berdasarkan pada naskah saya pada tahun sebelum kerusuhan Mei 1998," jelas Bambang Sugiarto, ditemui solotrust.com seusai produksi serial Payung Bunder terbaru, Minggu (24/01/2021).
"Naskah ini berdasarkan observasi saya selama dua minggu di Gilingan pada waktu itu, sehingga saya menemukan banyak persoalan antara wedangan, tukang pijet, dan pakaian rombeng," lanjutnya menjelaskan.
Berangkat dari naskah panggung serta kreativitas para anggota Sanggar Seni Kemasan itulah, Payung Bunder kemudian menjadi sebuah cerita besar. Karya ini diproduksi secara digital dibagi menjadi beberapa episode serta ditulis tim kreatif penulis naskah Sanggar Seni Kemasan, di antaranya Trisno Santoso, Budi 'Bodot' Riyanto, Yustinus Popo, Haikal, dan Bambang Sugiarto.
Produksi Payung Bunder sebagai bagian dari kegelisahan proses kreatif Sanggar Seni Kemasan dalam menghadapi masa pandemi Covid-19 saat ini.
"Nah, maka teman-teman mempunyai inisiatif sendiri bagaimana supaya kreativitas tidak terhenti. Salah satu di antaranya adalah kami membuat tayangan," terang Bambang Sugiarto.
Adapun untuk bisa menikmati tayangan produksi Payung Bunder beberapa episode sebelumnya bisa disaksikan di akun YouTube Payung Bunder. (dd)
(redaksi)