KARANGANYAR, solotrust.com – Telaga Madirda di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, menjadi surga dan daya tarik wisata alam baru yang mulai dikelola dengan baik oleh warga sekitar.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berpesan pengelolaan kawasan itu harus tetap mempertahankan pesona alam dan banyaknya sumber mata air yang ada di tempat berketinggian 1.050 mdpl tersebut.
Salah satu caranya adalah memperbanyak menanam pohon di kawasan Telaga Madirda. Seperti dilakukan Gubernur Ganjar bersama warga setempat di sela kunjungannya, Sabtu (13/03/2021) lalu.
“Ini salah satu mata air yang ada di Desa Berjo Ngargoyoso, Karanganyar. Mata air yang bagus, masih tradisional, cuma dikasih pipa dan disalurkan ke warga desa ini dan desa lain yang memanfaatkan. Kalau hari ini kita mau menanam dan mau mengonservasi hutan, semua mau menanam, maka mata air ini bisa abadi selamanya,” kata gubernur, usai menanam pohon bersama warga, dilansir dari Portal Resmi Provinsi Jawa Tengah, jatengprov.go.id.
Telaga Madirda sendiri merupakan kawasan yang terdapat banyak mata air. Setidaknya ada enam titik mata air besar di tempat itu. Telaga Madirda baru dikelola menjadi tempat wisata alam secara komersial oleh warga setempat sejak tujuh bulan lalu. Bahkan, pada periode pertengahan Mei hingga Juni 2020 sempat dijadikan tempat karantina pasien Covid-19.
“Telaga Madirda ini kemarin viral untuk isolasi mandiri di Kabupaten Karanganyar, yang ada tendanya. Tempat ini bagus sekali, maka kami minta ini dikelola, makin hari manajemen makin baik. Caranya kami minta pengelola bisa berkomunikasi dengan perguruan tinggi. Umpama UNS (Universitas Sebelas Maret) bisa bantu lanskapnya, bisa membantu membuat wahana-wahana, ini keren banget,” kata Ganjar Pranowo.
Sementara itu, Kepala Desa Berjo, Suyitno, mengatakan kehadiran Ganjar Pranowo di Telaga Madirda diharapkan dapat menjadi dorongan bagi warga Desa Berjo dan sekitarnya, bahkan seluruh masyarakat Karanganyar untuk ikut merawatnya. Minimal untuk Gunung Lawu karena Telaga Madirda merupakan “gentongnya” Kabupaten Karanganyar.
“Kawasan ini masih membutuhkan pemikiran dan perhatian bersama, baik pemerintah maupun teman-teman yang ada di Kabupaten Karanganyar. Apalagi wilayah ini adalah gentongnya Karanganyar sehingga penanaman ini sangat kami prioritaskan. Begitu juga dengan merawatnya,” kata dia.
Suyitno menambahkan, areal Telaga Madirda memiliki luas sekira 3,5 hektare. Sementara tiga hektare lain di sekitarnya akan digunakan untuk konservasi alam dan fasilitas pendukung wisata alam.
“Semua pengelolaan ini kami serahkan ke Bumdes. Kalau telaganya sendiri sudah ada sejak dulu, baru dikomersialkan sejak tujuh bulan lalu,” pungkasnya.
(redaksi)