Hard News

Peringatan Harsiarnas 88 di Solo: Penyiaran Diharap Dorong Kebangkitan Ekonomi Pascapandemi

Jateng & DIY

30 Maret 2021 09:57 WIB

Ketua KPI Pusat Agung Suprio, Ketua Pelaksana Peringatan Harsiarnas ke-88 Hardly Stefano Parlela, dan Staf Khusus Kominfo, Rosarita Niken Widiastuti, saat konferensi pers Harsiarnas 88 di Monumen Pers Solo, Senin (29/03/2021).

SOLO, solotrust.com - Tahukah kamu? Tanggal 1 April diperingati sebagai Hari Penyiaran Nasional. Mengutip situs resmi Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Presiden RI Joko Widodo menetapkan secara resmi 1 April sebagai Harsiarnas melalui Keputusan Presiden (Kepres) Nomor 9 Tahun 2019.

Meski pada 2021 ini Harsiarnas ke-88 diperingati dalam kondisi pandemi Covid-19, namun hal itu tak menyurutkan semangat KPI untuk menyelenggarakan serangkaian acara lho Guys. Dalam konferensi pers di Monumen Pers, Senin (29/03/2021), Ketua Pelaksana Peringatan Harsiarnas ke-88, Hardly Stefano Parlela menjelaskan, peringatan Harsiarnas 88 bertema "Penyiaran sebagai Pendorong Kebangkitan Ekonomi Pasca Pandemi."



Makna tema Harsiarnas 88, yakni lembaga penyiaran tidak semata berorientasi bisnis, namun juga memiliki tanggung jawab sosial untuk memberi informasi benar, khususnya tentang pandemi Covid-19.

Melalui iklan layanan masyarakat (ILM), pemberitaan dan program siaran lainnya, lembaga penyiaran hadir sebagai penjernih informasi di tengah maraknya informasi palsu dan berita bohong yang berkembang masif di era disrupsi. Selain itu, tema Harsiarnas 88 juga bermakna, melalui agenda vaksinasi disertai kedisiplinan menegakkan protokol kesehatan, memunculkan optimisme pandemi akan segera berakhir. Dengan begitu, optimisme ini menjadi penyemangat kebangkitan ekonomi nasional.

"Paling tidak ada tiga hal yang ingin kami sampaikan melalui peringatan Harsiarnas ini, pertama tugas kesejarahan insan penyiaran untuk melestarikan budaya Nusantara, mencerdaskan kehidupan bangsa dan menjaga integrasi nasional. Kedua, komitmen insan penyiaran sebagai kekuatan pendorong pemulihan ekonomi pascapandemi. Ketiga, kolaborasi serta sinergi seluruh pemangku kepentingan dalam menyongsong era penyiaran digital," paparnya.

Ketua KPI Pusat, Agung Suprio bilang, peringatan Harsiarnas 88 bersamaan dengan pemberlakuan migrasi teknologi modulasi siaran terrestrial. Berdasarkan UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, batas akhir penggunaan modulasi siaran analog adalah 2 November 2022. Siaran analog akan dihentikan total, berganti siaran dengan teknologi modulasi digital.

"Dengan migrasi teknologi modulasi penyiaran ini akan didapat efisiensi penggunaan frekuensi penyiaran, sehingga memungkinkan optimalisasi frekuensi untuk telekomunikasi melalui pemanfaatan digital deviden," jelasnya.

Di Kota Solo sendiri terdapat 22 rangkaian kegiatan peringatan Harsiarnas 88 yang diadakan sejak 28 Maret 2021 hingga 2 April 2021. Tentu dengan menaati protokol kesehatan ketat, termasuk pembatasan peserta dan menyediakan fasilitas test swab antigen langsung bagi partisipan.

Staf Khusus Kominfo, Rosarita Niken Widiastuti memaparkan, Harsiarnas 2021 diperingati di Solo karena faktor sejarah awal mula penyiaran nasional, yakni berdirinya radio siaran pertama yang dimiliki sepenuhnya oleh orang Indonesia. Untuk mengingatkan kembali seluruh insan penyiaran yang akan memasuki era digital tentang sejarah penyiaran nasional.

"Di sinilah kali pertama Solosche Radio Vereeniging (SRV) didirikan oleh KGPAA Mangkunegoro VII pada 1 April 1933," ujarnya.

Puncak peringatan Harsiarnas 88 akan dilaksanakan pada 1 April 2021 di Auditorium RRI Surakarta yang pernah menjadi studio SRV. Rencananya, dalam puncak peringatan Harsiarnas 88 akan dihadiri Presiden RI Joko Widodo, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate, Ketua KPI Pusat Agung Suprio, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka. (rum)

(redaksi)