Pend & Budaya

Upacara Ruwahan dalam Tradisi Puro Mangkunegaran

Pend & Budaya

31 Maret 2021 18:31 WIB

Ritual tradisi Ruwahan (Foto: Instagram @puromangkunegaran)

Solotrust.com - Sebelum memasuki Ramadan, masyarakat Jawa mengenal tradisi Ruwahan. Ini merupakan urutan bulan ke tujuh atau sama dengan Bulan Syaban dalam tahun Hijriah.

"Kata Ruwah memiliki akar kata arwah atau roh para leluhur. Konon dari kata arwah inilah dijadikan sebagai bulan untuk mengenang leluhur," tulis akun Instagram @puromangkunegaran, Senin (29/03/2021).



Pada Bulan Ruwah, masyarakat Jawa umumnya melakukan ziarah kubur para leluhur yang sudah mendahului. Hal ini dilakukan selain untuk mengenang juga menghargai dan menghormati para leluhur.

Puro Mangkunegaran sebagai salah satu pusat kebudayaan di Pulau Jawa, melakukan ritual tradisi Ruwahan. Upacara biasanya dilakukan setelah tanggal sepuluh Bulan Ruwah pada Kamis malam atau malam Jumat.

Tradisi Ruwahan Puro Mangkunegaran diawali dengan memanjatkan doa kepada Tuhan untuk meminta ampunan agar segala dosa dan kesalahan para leluhur dihapuskan. Selain itu juga meminta kepada Tuhan agar para Pengageng Puro bisa terus melanjutkan perjuangan dari para leluhur yang telah mendahului.

Pada upacara tradisi Ruwahan juga dipersiapkan berbagai macam uba rsmpe alias perlengkapan ritual, di antaranya segala hasil bumi seperti sayuran, tumpeng maupun buah-buahan sebagai simbol wujud syukur atas segala rezeki kepada Sang Pencipta.

Acara dilanjutkan berziarah ke makam leluhur, diantaranya Astana Mangadeg, Astana Girilayu, Astana Nayu Utara, Astana Kotagedhe, Astana Imogiri, dan sejumlah makam leluhur lainnya. (dd)


(end2021)