Solotrust.com - Film Mortal Kombat yaang diputar di bioskop Indonesia menuai protes dari para pecinta gim konsol tersebut. Pasalnya, beberapa adegan yang biasa ada di gim Mortal Kombat seperti Brutality dan Fatality terkena sensor dari Lembaga Sensor Film (LSF) Indonesia.
Menanggapi banyaknya protes, pihak LSF pun akhirnya merilis pernyataan.
"Ya memang dalam hal ini kami harus meminta maaf karena tidak bisa memenuhi keinginan, kalau adegan-adegan yang ada fatality-nya itu seluruhnya tampil dalam bentuk audio visual di film," ungkap Ketua LSF, Rommy Febri Hardiyanto dalam video yang diunggah di akun Instagram @lsf_ri, Kamis (22/03/2021).
Dia pun menjelaskan mengapa beberapa shot harus disensor dan diberikan catatan.
"Karena memang ada shot-shot tertentu yang ada tingkat sadisnya itu cukup berlebihan. Padahal LSF ketika kami melakukan penyensoran itu ada pedoman penyensoran yang harus diikuti." lanjutnya.
"Tapi paling penting yang diberi catatan itu shot-nya yah, jadi LSF tidak menghilangkan scene. LSF tidak mengubah alur, jadi alur ceritanya sama, karakternya masih sama, runtutan kisah ceritanya juga sama, jadi tidak ada yang diubah," terang Rommy Febri Hardiyanto lebih lanjut.
Dalam penyensoran, LSF pun tidak punya wewenang untuk memotong adegan dalam film. Saat ini teknologi menggunakan digital. LSF hanya memberikan catatan sekiranya ada yang harus disensor, maka pihak lembaga menuliskan catatan itu dan diberikan kepada pemilik film.
"Kemudian pemilik filmlah yang melakukan apa pun itu. Apakah dibuat sedemikian rupa kreasinya, apakah diblur, atau apa pun itu dilakukan, ada pada pemilik film." terang Rommy Febri Hardiyanto.
Ditambahkan, LSF menerima kritik dan protes dari penonton film apabila sekiranya tidak berkenan dengan adanya beberapa penyensoran. LSF memahami hal itu merupakn bagian dari dinamika masyarakat demokratis. Hal itu pun akan menjadi masukan dan pertimbangan untuk perkembangan LSF ke depannya. (dd)
(end2021)