JAKARTA, solotrust.com - Pemerintah Indonesia mencermati setiap libur panjang terjadi lonjakan kasus hingga 90%. Namun hal tersebut diantisipasi pemerintah dengan menyiapkan berbagai fasilitas kesehatan seperti tenaga kesehatan, tempat tidur rumah sakit, ruang ICU hingga kecukupan oksigen di rumah sakit.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan saat ini secara nasional, Indonesia memiliki 70 ribu tempat tidur khusus isolasi pasien Covid-19 dan sudah terisi 20 ribu tempat tidur.
“Antisipasi sudah kita lakukan, total tempat tidur tersedia isolasi untuk pasien Covid, sekarang secara nasional ada 70 ribu keterisiannya sampai sekarang 20 ribu jadi masih ada cadangan sebanyak 50 ribu atau 250% dari keterisian tempat tidur isolasi,” tutur Menkes dalam keterangan pers secara daring di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (17/5).
Sedangan untuk ketersediaan ruang ICU sekitar 200% dengan rincian total tersedia sebanyak 7500 tempat tidur dan telah digunakan 2500 tempat tidur. Pihaknya juga melengkapi persediaan obat di rumah sakit untuk menangani pasien Covid-19.
“Mudah-mudahan pasca lebaran liburan panjang kenaikannya tidak akan setinggi itu sehingga cadangan tempat tidur baik tempat tidur isolasi dan icu yang ada tidak usah terpakai.” tambahnya.
Budi juga meminta kepada kepala daerah untuk lebih sering melakukan testing untuk medeteksi mutasi varian virus corona.
“Untuk kepala daerah, dinas kesehatan, pangdam dan kapolda untuk terus memastikan tracing ditingkatkan dan orang yang di trace positif harus segara dilakukan testing. Tidak usah takut kelihatan banyak (kasus positif Covid-19) karena bisa lebih baik kita bisa mendeteksi pergrakan mutasi (virus) baru,” tambah Menkes.
Hingga saat ini tiga varian baru mutasi virus corona yakni B117 dari Inggris, B1351 dari Afrika Selatan dan B1617 dari India sudah masuk ke Indonesia.
“Kita akan memonitor setiap minggu mutasi virus baru dan minggu lalu baru ketemu lagi dua mutasi baru, dua-duanya di Jawa Timur dan dua-duanya merupakan pekerja migran Indonesia yang datang dari Malaysia.” jelasnya.
Dari dua kasus tersebut salah satu pekerja migran terpapar mutasi virus corona B1351 dan virus B117.
Menurut panduan WHO, setiap unit terkecil wilayah harus melakukan testing pada 1000 orang per minggu. Jika di Indonesia dilakukan tes pada 40 ribu orang perhari maka diperoleh 280 ribu orang per minggu.
“Sekitar 280 ribu tes itu berlaku di unit kabupaten, kota dan sekali lagi tracing yang berjalan itu untuk testing epidemiologi yaitu orang yang kontak erat atau terduga sudah terpapar Covid-19 karena memang suka tidak suka mutasi virus baru sudah masuk ke Indonesia.” pungkas Budi.
(zend)