DENPASAR, solotrust.com - Jenazah Muhamad Abdul Malanua (43) yang meninggal dua hari usai vaksinasi, dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah Sanglah Denpasar, Bali. Ia ditemukan meninggal dikamar indekos di Jalan Sebatik, Dusun Batu Bintang, Dauh Puri Kelod, Kota Denpasar, Bali, Senin (24/5).
Atas permintaan pihak kepolisian, tim forensic melakukan pemeriksaan luar terhadap tubuh Malanua, Senin (24/5) pukul 11.25 WITA. Diperkirakan Malanua meninggal 12 jam sebelum dilakukan pemeriksaan atau sekitar pukul 23.00 WITA.
"Setelah dilakukan pemeriksaan luar tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan," kata Kepala Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah dr. Kunthi Yulianti.
Belum diketahui penyebab pasti kematian pria yang berprofesi sebagai tukang jahit tersebut. Tim forensik harus melakukan autopsi untuk mencari tahu sebab kematiannya. Namun pihak keluarga dan polisi tidak mengajukan permintaan autopsi.
"Pemeriksaan luar kita tidak bisa menentukan karena kalau mau tahu sebab kematian kan harus autopsi, ya. Karena mungkin ada pertimbangan dari keluarga dan polisi sudah cukup investigasi dan sebagainya, sehingga tidak dilakukan autopsi," kata dia.
Oleh polisi jenazah diserahkan kepada keluarga dan dibawa ke Banyuwangi, Jawa Timur untuk dimakamkan.
Diketahui Malanua mengikuti vaksinasi di banjar (kantor desa adat) Dusun Batu Bintang Dauh Puri Kelod pada Sabtu (22/5).
Sebelum melakukan vaksinasi, Malanua sempat berobat ke klinik karena mengalami vertigo dan hipertensi. Satu hari setelah mengikuti vaksinasi, ia mengeluh pusing dan sesak. Namun ia tidak kembali berobat atau melaporkan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) pada petugas kesehatan.
Saat vaksinasi, Malanua dinyatakan lolos screening dengan tensi di bawah 180 mgh dan suhu tubuhnya normal.
"Dia kan ada skrining oleh dokter. Itu sudah ada dilihat dia hipertensi, diabetes jantung, ginjal kan dicek dan tensinya sudah dicek. Sudah tentu kalau divaksin sudah memenuhi syarat untuk divaksin,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar Ni Luh Sri Armini.
(zend)