JAKARTA, solotrust.com - Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofosika memberikan peringatan akan potensi banjir rob atau banjir akibat air laut pasang sebagai dampak fenomena alam Gerhana Bulan Total pada Rabu (26/5) kemarin.
"Berbarengan dengan gerhana bulan total ini atau fenomena super blood moon, ada potensi banjir rob atau banjir pesisir di wilayah Indonesia," kata Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetyo saat konferensi pers usai pemantauan gerhana bulan total perigi di Dermaga Hati, Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara, Rabu (26/5).
Dalam pemantauan BMKG pada 24 hingga 25 Mei, terdapat angin yang berhembus secara konsisten dengan kecepatan 46 kilometer per jam di beberapa perairan Indonesia. Hal ini mengakibatkan, tinggi gelombang air meningkat hingga 3 meter di perairan barat Sumatera, Laut Jawa, Laut Arafuru, Laut Banda, Laut Flores, perairan selatan Jawa hingga Nusa Tenggara Timur.
Gerhana Bulan Total juga mempengaruhi ketinggian pasang surut air laut. Dimana, posisi bulan, bumi, dan matahari yang sejajar akan mengakibatkan gaya tarik terhadap air laut lebih tinggi sehingga terjadi pasang air laut lebih tinggi dan menyebabkan banjir rob.
Terdapat sebelas wilayah di Indonesia yang berpotensi mengalami banjir rob. Namun hari dan jam terjadinya banjir air laut pasang bervariasi di setiap wilayah, yakni:
- Batam (26 Mei)
- Sumatera Utara (26 Mei)
- Jawa Tengah (29-31 Mei)
- Jawa Timur (26-29 Mei)
- Kalimantan Barat (26 Mei)
- Nusa Tenggara Timur (26-28 Mei 2021)
- Sulawesi Utara (26 Mei)
- Maluku (26 Mei)
- Papua (26 Mei)
- Jakarta (28 Mei)
- Banten (28-30 Mei 2021)
Masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir diminta untuk tetap waspada akan adanya fenomena tersebut. Dampak dari banjir rob akan mengganggu aktivitas transportasi pelabuhan dan aktivitas masyarakat di pesisir.
BMKG juga telah menyiapkan upaya mitigasi bencana terkait potensi banjir pesisir .
"Agar kita bersama-sama meningkatkan kewaspadaan bagaimana kita melihat lingkungan kita bersama dalam menyiapkan upaya mitigasinya terhadap ancaman banjir pesisir ini," tutur Eko.
()