JAKARTA, solotrust.com - Mutasi virus corona asal Afrika Selatan atau disebut varian B1351 dikategorikan sebagai Variant of Concern (VoC) alias yang diwaspadai oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) bersama tiga varian lainnya yakni B117 dari Inggris, B1617 dari India dan P1 dari Brazil.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan sejauh ini berdasarkan studi mutasi virus SARS-CoV-2 varian B1351 memiliki kemampuan untuk menyebabkan reinfeksi atau penyintas Covid-19 kembali terjangkit virus corona untuk kedua kalinya.
"Varian B1351 dari Afrika Selatan diketahui meningkatkan risiko infeksi ulang, dapat menghindari antibodi monoklonal pada terapi, dan mengurangi kemampuan antibodi netralisasi pada vaksin," kata Juru Bicara Vaksinasi dari Kemenkes Siti Nadia Tarmizi dalam acara daring yang disiarkan melalui kanal YouTube Antara TV Indonesia, Senin (31/5).
Di Indonesia sudah ditemukan empat kasus varian B135, diantaranya dua kasus di DKI Jakarta dan masing-masing satu kasus di Bali dan Jawa Timur. Kasus pertama ditemukan pada seorang WNI di Bali pada 25 Januari lalu.
Sedangkan varian B117 pertama kali diidentifikasi di Sumatera Selatan pada 5 Januari.
Nadia mengungkapkan bahwa varian asal Inggris itu ditengarai mampu menyebabkan peningkatan kemampuan binding virus ke reseptor di sel manusia, sehingga 40-70 persen lebih menular dibandingkan varian lain.
Sedangkan untuk varian B1617 disebut memiliki kemampuan 30-40 persen lebih menular dari varian B117.
Nadia juga menyebut varian asal India itu memperlihatkan adanya penurunan kemampuan pengikatan antibodi netralisasi dibandingkan dengan varian lain pada orang yang telah divaksinasi lengkap.
"Sampai saat ini dikatakan bahwa vaksin bisa menurunkan efektivitasnya, tapi bukan berarti vaksin tersebut tidak efisien," pungkas Nadia.
Nadia mengungkapkan per 21 Mei, Badan Penelitian dan Pengembangan sudah mengidentifikasi 54 kasus mutasi virus SARS-CoV-2 yang tergolong VoC di Indonesia berdasarkan hasil Whole Genome Sequence (WGS) secara berkala. Ia menyebut ada 54 kasus dengan rincian 18 kasus B117, 4 kasus B1351 dan 32 kasus B1617.
Namun, baru-baru ini Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman mengungkapkan sejauh ini sudah ada 59 kasus mutasi VoC di Indonesia.
Kepala LBM Eijkman Amin Soebandrio menyebut temuan itu sudah dilaporkan Indonesia ke lembaga Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID), lembaga bank data yang saat ini menjadi acuan untuk data genom virus corona SARS-CoV-2.
()