JAKARTA, solotrust.com - Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) Republik Indonesia menargetkan seluruh sekolah di Indonesia kembali melakukan sistem pembelajaran tatap muka (PTM) pada bulan Juli mendatang.
Hal tersebut sejalan dengan percepatan program vaksinasi terhadap guru dan tenaga pendidik di sekolah. Namun kebijakan tersebut masih menimbulkan kekhawatiran bagi sejumlah orang tua terlebih jika anaknya memiliki kondisi kesehatan tertentu atau penyakit kormobid.
Keputusan membolehkan anak kembali ke sekolah bergantung pada situasi penularan Covid-19 di lingkungan terkait, kesiapan sekolah dalam memberikan perlindungan dan kesehatan anak itu sendiri.
“Bila ada masalah kesehatan yang membuat anak lebih rentan terhadap penularan Covid-19 di sekolah, orang tua sebaiknya memilih pembelajaran jarak jauh dulu,” kata dokter spesialis anak, dr Tuty dikutip dari Antara, Senin (7/6).
Tuty menambahkan komorbid pada umumnya belum muncul pada anak usia sekolah. Penyakit penyerta lebih banyak didapati pada orang dewasa, termasuk orang tua siswa.
Untuk mencegah penularan pada anak-anak sekolah, orang tua dan masyarakat pada umumnya wajib mematuhi protokol kesehatan yang ketat. Sebab, anak dapat terinfeksi virus corona saat dirumah bahkan saat perjalanan berangkat dan pulang sekolah.
Sedangkan guru dan tenaga pendidik yang memiliki penyakit kormobid, ada baiknya memastikan bahwa penyakit tersebut dalam kondisi terkendali sebelum melaksanakan kegiatan di sekolah.
“Orang dewasa berusia 60 tahun ke atas dan masyarakat yang memiliki penyakit kormobid lebih berisiko sakit parah dan meninggal ketika terinfeksi virus corona. Maka dari itu, aturan pembukaan kembali sekolah mesti mengacu pada data tersebut,” tukasnya.
(and_)