Ekonomi & Bisnis

BI Solo Pastikan Stabilitas Sistem Keuangan Daerah Solo Raya Terjaga

Ekonomi & Bisnis

8 Februari 2018 09:13 WIB

Wakil Kepala KPw BI Solo, M. Taufik Amrozy (kedua dari kiri) menjelaskan kondisi stabilitas sistem keuangan di Solo Raya di Hotel Royal Surakarta Heritage, Selasa (6/2). (solotrust.com/arum)

SOLO, solotrust.com- Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Solo memastikan kondisi stabilitas sistem keuangan di wilayah eks Karesidenan Surakarta bulan Desember 2017 tetap terjaga. Stabilitas sistem keuangan terlihat dari pertumbuhan aset, kredit, Dana Pihak Ketiga (DPK), kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) yaitu rasio antara besarnya seluruh volume kredit yang disalurkan oleh bank dan jumlah penerimaan dana dari berbagai sumber.

Wakil Kepala KPw BI Solo, M. Taufik Amrozy mengungkap kondisi itu ditopang oleh intermediasi perbankan yang baik dengan risiko kredit yang terjaga untuk Solo Raya walau secara pertumbuhan agak melambat.



"Bukan menurun tapi bertambah lebih sedikit dibanding tahun sebelumnya. Aset tumbuh 8,2% di angka Rp 81,9 triliun, kredit tumbuh 8% di angka Rp 79,1 triliun, dan DPK tumbuh 10% di angka Rp 62,1 triliun. Sedangkan kredit bermasalah atau NPL relatif kecil di angka 1,70% dan LDR mencapai 127,3%. " tuturnya saat jumpa pers di Hotel Royal Surakarta Heritage, Selasa (6/2).

Perkembangan DPK di wilayah Solo Raya didominasi oleh tabungan dengan pangsa sebesar 53,5%. Kemudian diikuti deposito 32,9% dan giro 13,6%. Kinerja DPK 2017 menunjukkan peningkatan sebesar 10,02% (yoy) dibanding periode yang sama tahun 2016 yang hanya 4,46%. Secara spasial, peningkatan pertumbuhan DPK terjadi di seluruh kabupaten/kota di wilayah eks Karesidenan Surakarta.

Menurutnya, suku bunga kredit menunjukkan kecenderungan menurun, bertahan di kisaran 11-12 persen. Sedangkan suku bunga DPK sekitar 5 persen. Diakui olehnya, bahwa suku bunga kredit maupun suku bunga DPK cepat naik namun lambat turun akibat banyak faktor.

"Mudah-mudahan perlahan-lahan bisa terus turun, sesuai harapan dunia usaha," harap Taufik. (Arum)

(wd)