KLATEN, solotrust.com- Sering terjadinya longsor di sungai Kaliworo, Kecamatan Kemalang, Klaten, Pemerintah Desa Sidorejo Kemalang meminta agar para penambang manual waspada.
Kepala Desa Sidorejo Jemakir mengatakan, saat ini penambangan manual terus bertambah, dengan itu mereka harus mewaspadai terjadinya banjir maupun tanah longsor. Menurutnya, saat ini penambangan manual belum memiliki alat pendeteksi dini.
"Ya, kalau jumlahnya ada ribuan orang bagi penambang manual di sungai Kaliworo ini. Penambangnya tidak hanya warga Sidorejo dan Kemalang saja. Tapi dari luar Kemalang banyak," katanya saat ditemui wartawan, Kamis (8/2/2018).
Di saat musim penghujan saat ini, kata dia, bisa dikategorikan rawan longsor dan rawan banjir. Meskipun begitu, menurutnya, sudah ada relawan bila adanya bencana. Para relawan ditempatkan di atas, bagian tengah dan bagian bawah timur. Mereka saling komunikasi melalui HT.
"Relawan ada sekitar 200 orang dari berbagai nama relawan. Kami selalu koordinasi dengan para relawan yang ada di sungai Kaliworo. Sebagian relawan ada yang ikut mencari pasir," kata dia.
Penambang manual Winarno (37) warga Kemalang mengaku, setiap hari bisa mengantongi uang Rp 150 ribu hingga Rp 200 ribu dari hasil penambangan. Dikatakanya, uang sebanyak itu sudah bersih.
"Mulai menambang pukul 03.00 WIB pagi, sampai pukul 12.00 WIB siang. Satu kelompok ada lima orang sampai enam orang. Ya, kalau cuaca buruk kami buru-buru pulang, khawatir ada banjir. Ada yang memberi kode dari relawan kalau ada banjir," kata dia. (jaka)
(wd)