Serba serbi

Menkes Jamin Oksigen Untuk Pasien Covid-19 Cukup

Kesehatan

28 Juni 2021 12:51 WIB

Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin. (Foto: Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)

JAKARTA, solotrust.com – Dalam kondisi lonjakan kasus aktif Covid-19 yang signifikan, Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Budi Gunadi Sadikin menyatakan ketersediaan oksigen medis di Indonesia cukup. Hal itu disampaikan melalui keterangan pers di channel YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (25/6).

"Oksigen yang ada itu cukup," ungkap Budi.



Dari keseluruhan kapasitas produksi oksigen di Indonesia, 75 persen untuk oksigen industri, sedangkan untuk oksigen medis hanya 25 persen. Menurutnya, ke sembilan perusahaan oksigen lokal, empat di Jawa Barat, satu di Jawa Tengah, dan empat di Jawa Timur, telah berkomitmen untuk mengalihkan kapasitas oksigen industri menjadi oksigen medis.

"Kami sudah menetapkan komitmen daripada supplier-supplier oksigen ini bahwa mereka bisa mengalihkan yang kapasitas oksigen buat industri ke oksigen medis. Karena yang kapasitas oksigen industri itu bisa diisi oleh perusahaan-perusahaan oksigen asing lainnya," jelas Budi.

Dalam kesempatan yang sama, Menkes juga menanggapi beberapa isu yang sempat mencuat terkait ketersediaan oksigen.

Isu pertama mengenai pabrik oksigen di Jawa Tengah yang sempat terhenti akibat terganggunya aliran listrik setempat. Pihaknya telah berkoordinasi dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk memastikan suplai listrik di seluruh pabrik oksigen di Jawa tetap konsisten agar bisa berproduksi terus dan tidak terganggu operasinya.

"Kemarin isu di jawa tengah, sebetulnya itu memang pas ada kondisi pabriknya sempat berhenti karena aliran listrik yang terganggu sebentar. Tapi karena mesinnya butuh waktu untuk startup kembali, sehingga membutuhkan waktu," kata Budi.

Kemudian yang kedua, jika ada masalah di pabrik Jawa Tengah, pemerintah telah berdiskusi dengan pihak terkait untuk langsung mengisi oksigen dengan truk besar dari pabrik oksigen lain. Pihaknya juga berkoordinasi dengan panglima TNI dan Kapolri untuk memastikan keamanan truk pengangkut oksigen ini.

"Kita sudah berdiskusi dengan produsen oksigen ini agar kalau ada sesuatu yang terjadi di Jawa Tengah karena pabrik oksigennya hanya satu, kita bisa langsung mengisi dengan truk-truk yang asalnya dari pabrik Jawa Barat atau Jawa Timur," imbuhnya.

Isu terakhir mengenai kurangnya tabung gas oksigen. Menurutnya, bukan jumlah tabung yang kurang, melainkan peningkatan penggunaan yang semakin tinggi. Masalah tersebut bisa dihindari dengan perputaran tabung yang selalu dijaga.

"Sebenarnya setelah dilihat, bukan masalah jumlah (tabung)nya yang kurang tapi karena ada peningkatan (penggunaan) yang tinggi sehingga perputaran tabungnya mesti dijaga. Karena kalau logistiknya bagus, walaupun jumlah pemakaiannya lebih banyak, tabung nya nggak usah dari dua dibikin jadi empat atau delapan, tapi pengisiannya yang lebih sering," pungkasnya. (zend/lala)

(zend)