YOGYAKARTA, solotrust.com- Sejumlah Instalasi Gawat Darurat (IGD) di beberapa rumah sakit di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memberlakukan buka tutup layanan. Hal ini disebabkan tingginya kasus covid di DIY setiap harinya. Data hingga 28 Juni 2021 tercatat kasus covid aktif di DIY mencapai 8.917 kasus.
Covid 19 di DIY setiap harinya terjadi penambahan sebanyak 800 kasus. Hal ini menyebabkan banyaknya IGD rumah sakit kesulitan dalam menangani pasien covid 19 yang berdatangan.
Hal itu kemudian berdampak kepada sejumlah rumah sakit sempat melakukan penutupan atau menghentikan layanan di IGD. Penutupan IGD sejumlah rumah sakit ini sempat membuat panik masyarakat.
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan DIY, Yuli Kusumastuti mengatakan, hal itu dilakukan pihak rumah sakit dengan tujuan agar penutupan IGD tidak berlarut-larut, yaitu dengan melakukan buka tutup layanan.
Sejumlah rumah sakit yang memberlakukan buka tutup layanan IGD diantaranya RS Panti Rapih, PKU Muhammadiyah Bantul, RSUD Panembahan Senopati Bantul, RSUD Nyi Ageng Serang Kulonprogo, RSA UGM dan RSA Prambanan.
“Penutupan IGD tidak akan berlarut larut, saya kemarin cek ke rumah sakit yang sempat terpotret oleh media, ketika kita konfirmasi sudah bisa diakses kembali.” Jelasnya.
Yuli menambahkan, secara umum tingkat Bed Occupancy Rate (BOR) di 27 rumah sakit rujukan Covid di DIY mencapai 85 persen. Pihaknya menjamin jumlah itu akan berkurang karena rumah sakit di DIY selalu berupaya melakukan penambahan kapasitas. (adam)
(wd)