Hard News

Konflik Afghanistan, MUI Surakarta: Harus Wait and See

Jateng & DIY

01 September 2021 10:47 WIB

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Solo. (Foto: Dok. Solotrust.com/gede)

SOLO, solotrust.com – Jatuhnya Afghanistan ke tangan Taliban sejak 16 Agustus 2021 telah menimbulkan perdebatan masyarakat dunia, termasuk Indonesia. Indonesia sebagai negara dengan jumlah umat Islam terbesar di dunia turut terpengaruh kondisi ini.

Lalu, bagaimana cara umat islam di Indonesia menyikapi kondisi ini?



Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Surakarta, Subari mengatakan, umat Islam di Indonesia harus melihat pokok permasalahan yang terjadi di Afghanistan. Ia mengatakan, kondisi konflik dengan Taliban sudah terjadi sejak dulu dan merupakan konflik dalam negeri Afghanistan.

“Kita selaku umat islam perlu berhati-hati mendudukkan persoalan pada porsinya. Kita harus wait and see dengan membiarkan Afghanistan menyelesaikan urusan dalam negerinya sendiri,” ujar Subari saat dihubungi solotrust.com, Selasa (31/8).

Ia mengatakan, kondisi politik sering berubah-ubah sehingga masyarakat harus bijak dalam menyikapi kondisi di Afghanistan.

Subari berharap sebagai sesama umat islam, permasalahan yang terjadi di Afghanistan dapat diselesaikan dengan baik. Hal ini agar menjadi contoh bahwa umat islam dapat menyelesaikan permasalahannya sendiri dengan baik.

“Kondisi di Afghanistan ini berbeda dengan kondisi Palestina dan Israel dimana konflik Afghanistan merupakan konflik antara Taliban dengan pemerintah,” jelas Subari.

Selain untuk umat islam di Indonesia, Subari menambahkan, ulama-ulama di Indonesia harus bijak dan berhati-hati dalam menyampaikan informasi terkait polemik Afghanistan.

Pihaknya menegaskan ulama tidak boleh berat sebelah dan harus mengatakan yang sebenarnya bahwa konflik itu merupakan konflik dalam negeri antar kelompok.

“Harapannya masyarakat Indonesia ini tidak terpola apakah pro dengan Taliban atau kontra dengan Taliban,” pungkas Subari. (gede)

(zend)