JAKARTA, solotrust.com - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) memahami rencana Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Ristekdikti) mewacanakan kemungkinan mengizinkan masuknya perguruan tinggi dari luar negeri ke Indonesia. Rencana itu sendiri sebagai upaya meningkatkan kompetisi di antara perguruan tinggi Tanah Air.
Kendati demikian, dilansir dari laman resmi Sekretariat Kabinet RI, setkab.go.id, Jumat (16/02/2018), presiden meminta sebelum hal itu dilakukan, Menristekdikti terlebih dulu berbicara dengan para rektor, baik perguruan tinggi negeri maupun swasta.
“Semuanya diajak bicara dulu. Kalau tanpa diberi kompetitor sudah berubah ya enggak usah. Tapi kalau kita tunggu enggak berubah-ubah, ya kita beri,” kata Jokowi, saat membuka Konferensi Forum Rektor Indonesia (FRI) 2018 di Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Kamis (15/2) sore.
Presiden memahami, perguruan tinggi anggota Forum Rektor Indonesia kondisinya sangat beragam, situasinya juga tak sama. Ia menambahkan, ada yang memang sudah bisa dikatakan world class university, namun ada pula perguruan tinggi baru masih dihadapkan pada permasalahan-permasalahan dasar
Jokowi mengingatkan, tidak semua universitas perlu menjadi world class, namun semua universitas perlu menjadi relevan, perlu berkontribusi pada masyarakat. Adapun bagi perguruan tinggi besar yang sudah masuk dalam arena kompetisi global, pihaknya meminta agar mampu bersaing memenangkan kompetisi global. Selain itu juga bisa mengembangkan program studi, departemen atau fakultas baru yang inovatif memanfaatkan peluang lanskap ekonomi global.
“Sekali lagi kuncinya adalah relevansi dan inovasi. Jangan lagi terjebak pada rutinitas. Cara-cara baru harus dikembangkan, keinginan mahasiswa dan dosen untuk berinovasi harus ditumbuhkan, kreasi-kreasi baru harus difasilitasi dan dikembangkan,” seru presiden.
(and)