Ekonomi & Bisnis

Bertemu Presiden, Aprindo Harapkan Pemerintah Jadikan Sektor Ritel sebagai Prioritas

Ekonomi & Bisnis

9 September 2021 15:00 WIB

Ilustrasi pasar swalayan. (Foto: Pixabay/Alexas_Fotos)

JAKARTA, solotrust.com - Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) Roy Nicholas Mandey menyampaikan kepada Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) agar sektor perdagangan ekonomi eceran atau ritel modern pasar swalayan dijadikan sektor prioritas sehingga dapat mengajukan restrukturisasi kredit dan stimulus serta meninjau kembali mekanisme royalti musik.

"Hari ini kami bertemu dengan Presiden dan kami tadi sudah langsung menyampaikan poin-poin yang tentunya berharap untuk adanya kemudahan berusaha dan juga adanya kepastian hukum. Dalam paparan tadi kami menyampaikan ada dua hal," paparnya usai pertemuan dengan Presiden di Istana Negara, Rabu (8/9/2021).



Pertama, pihaknya berharap sektor perdagangan ekonomi eceran atau ritel modern pasar swalayan dijadikan sektor prioritas karena terdampak pandemi Covid-19 dan harus terus beroperasi, tetapi belum dapat kesempatan restrukturisasi kredit dan berharap mendapat stimulus. Terlebih Indonesia merupakan negara konsumsi di mana perekonomian masih sangat tergantung konsumsi rumah tangga sebesar 57,6 persen.

Kedua, terkait operasional pasar swalayan ritel modern pihaknya berharap adanya relaksasi terhadap berbagai peraturan yang saat ini masih menjadi kendala. Di antaranya, untuk pengembangan ritel modern atau pasar swalayan saat ini ada peraturan yang mengatur harus dengan waralaba. 

"Pada saat ini kita ketahui ketika masa pandemi, waralaba itu bukan menjadi satu pilihan untuk investasi khususnya untuk yang bernilai signifikan, Misalnya supermarket dan Hypermarket departement store sangat sulit untuk mencari pewaralabanya, artinya kalau kita harus memakai waralaba maka kita tidak bisa ekspansi kita tidak bisa investasi," jelasnya.

"Bahkan OSS beresiko berbasis risiko yang sudah dilaunching itu juga akan mengunci kami ketika kita mengajukan perizinan atau pengembangan usaha. Pengembangan gerai harus dengan waralaba, nah ini kita minta di relaksasi," imbuhnya.

Kemudian berkaitan dengan kenaikan tarif dan perubahan royalti musik. Pihaknya mempertanyakan mekanisme perhitungan dan pengenaan terhadap tarif royalti musik. Karena kalau diukur dengan semua area dari gerai atau pasar swalayan ini yang menjadi nilainya signifikan.

"Padahal yang mendengarkan musik itu adalah customer yang berjalan di gerai ritel modern atau di gerai pasar swalayan, bukan produk-produk yang dipajang. Produk-produk yang dipajang ya kan tidak perlu mendengarkan musik. Jadi kita berharap mekanismenya ini dapat diatur kembali," kata Roy.

Saat ditanya bagaimana respons Presiden Jokowi akan pengajuan aspirasi tersebut, Roy menjelaskan Presiden mengatakan akan menindaklanjuti karena berkaitan dengan pelaku usaha khususnya pasar swalayan yang memberi kontribusi bagi konsumsi rumah tangga.

Presiden Jokowi mengatakan pasar swalayan perlu mendapat perhatian dan akan menindaklanjuti segala peraturan yang menggerus atau menahan pengembangan dan investasi dari pasar modern atau pasar swalayan.

"Nah ini tentunya kami menyambut baik karena inilah harapan kami, kepastian hukum dan kemudahan berusaha. Serta kami mintakan juga untuk senantiasa melibatkan pelaku usaha dalam komunikasi dan koordinasi publik sebelum regulerasi dilakukan maupun stimulus diberikan," beber Roy.

Berdasarkan data, Roy mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal kedua year on year mencapai 7,7 persen di mana ritel berkontribusi 5,49 persen dengan indeks penjualan naik atau berkontraksi positif 20 persen. Namun sayangnya, pada kuartal ketiga terjadi PPKM darurat dan leveling sehingga pasar ritel terdampak dan IPR menunjukkan minus 15 - 18 persen.

"Artinya bahwa kuartal ketiga ini diperkirakan pertumbuhan ekonomi antara sekitar 4 - 4,5 persen dan pertumbuhan ritel yang kuartal kedua 5,49 persen menjadi 2,5 – 3 persen. Ada penurunan tapi kita punya semangat bahwa di kuartal keempat tentunya akan lebih baik dari kuartal ketiga," ungkapnya.

Selain menyampaikan aspirasi, pihaknya juga mengungkapkan Aprindo sudah melakukan vaksinasi sebanyak 150.000 pekerja ritel dan UMKM sebagai dukungan aktif asosiasi kepada pemerintah.

Pihaknya juga berencana mengundang Presiden untuk memperingati Hari Ritel Nasional yang akan diadakan 11 November 2021 untuk mengikutsertakan para UMKM dan para peritel seluruh Indonesia. (rum)

(zend)