SOLO, solotrust.com – Melindungi anak bukan hanya tugas orang tua, lembaga, pihak berwenang atau pemerintah, melainkan ini adalah tugas masyarakat.
Anak-anak sering kali tak diperhatikan dan hanya dimanfaatkan untuk keuntungan semata. Terlebih di masa pandemi Covid-19, terdapat banyak laporan kasus penelantaran dan perdagangan anak.
Psikolog dan pemerhati Anak Seto Mulyadi atau yang akrab disapa Kak Seto menyebut fenomena ini bagaikan gunung es.
“Seperti fenomena gunung es, terlebih di masa pandemi, kasus perdagangan anak dan penelantaran anak sangat marak dan kurang terungkap karena kurangnya laporan dari masyarakat,” ujar Kak Seto.
Kak Seto menjelaskan bahwa salah satu langkah yang dapat dilakukan masyarakat yakni membentuk lembaga perlindungan anak di tingkat RT/RW.
“Penting untuk menambahkan seksi perlindungan anak pada lembaga setingkat RT/RW. Warga perlu dilibatkan agar berani melapor karena ada wadah dan ada jalannya,” terang Kak Seto.
Hal tersebut sudah mulai dikampanyekan sejak sepuluh tahun lalu dan sudah dilaksanakan di Kota Tangerang Selatan.
Kak Seto mengatakan bahwa kunci utama melindungi anak memang ada di tangan orang tua, namun penting juga bagi lingkungan sekitar seperti RT/RW untuk memantau keluarga-keluarga yang ada.
Untuk menciptakan RT/RW dan keluarga yang layak anak, semuanya harus dimulai dari lingkungan terdekat.
“Namanya rukun tetangga ya harus saling peduli, saling menjaga, dan saling mengingatkan,” ungkap Kak Seto.
Selain itu, pemerintah juga harus memantau secara aktif seluruh perusahaan atau lembaga yang mempekerjakan anak di bawah umur, demi memberikan perlindungan terhadap anak.
Kak Seto berharap agar orang tua, masyarakat, dan pemerintah dapat bekerja sama memberikan perlindungan bagi anak, karena hanya dengan bergandeng tangan perlindungan anak dapat dilakukan. (paramitha)
(zend)
