NEW JERSEY, solotrust.com – Produsen vaksin asal Amerika, Pfizer-BioNTech mengklaim vaksin buatannya mampu memicu respon kekebalan yang kuat pada anak-anak usia 5-11 tahun.

Hal tersebut terlihat pada uji klinis fase II dan III. Ini juga sesuai dengan hasil pengamatan uji klinis sebelumnya pada kelompok usia 16-25 tahun.

Menurut laporan Reuters, indikator keamanan yang dihasilkan secara umum juga sebanding dengan kelompok yang lebih tua.

Kini kedua perusahaan itu berencana akan meminta persetujuan sesegara mungkin agar vaksin Pfizer-BioNTech untuk kelompok usia 5-11 tahun di Amerika Serikat, Eropa dan negara-negara lain.

“Hasil uji klinis ini memberikan fondasi yang kuat untuk meminta persetujuan penggunaan vaksin kami pada anak-anak 5-11 tahun, dan kami berencana mengajukannya kepada FDA dan regulator lain secepat mungkin,” kata Presiden Direktur Pfizer Albert Bourla.

Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) telah memberikan izin vaksin Pfizer-BioNTech untuk disuntikkan pada kelompok usia 12 tahun ke atas.

Pejabat Komisaris FDA Janet Woodcock mengatakan segera setelah permohonan izin diajukan, FDA akan melihat apakah vaksin tersebut aman dan efektif bagi anak-anak.

“Kami akan melihat data klinisnya dan memastikan bahwa anak-anak merespons vaksin sesuai yang kami harapkan,” kata Woodcock.

Sementara itu Badan Pengawan Obat dan Makanan (BPOM) RI masih menunggu pendaftaran izin vaksin Pfizer dari FDA kemudian baru akan dikaji di Indonesia dengan beberapa ahli termasuk Komite Penasihat Ahli Imunisasu Nasional (ITAGI).

Berdasarkan data uji klinis, vakin Pfizer pada kelompok usia 12-15 tahun memiliki efikasi 100 persen. Sednagkan untuk usia 16 tahun ke atas efikasinya di angka 95,5 persen.

"Nanti setelah FDA atau Agensi Obat Eropa (EMA) memberikan EUA, baru lah mereka akan mendaftarkan ke Indonesia," kata Kepala BPOM Penny Lukito.

(zend)