Serba serbi

Dokter Reisa Broto Asmoro Tekankan Pentingnya Vaksinasi Cacar Api

Kesehatan

15 November 2024 11:37 WIB

Para narasumber acara talkshow edukasi bertajuk Living Healthy is Living Happy berfoto bersama. Acara ini digelar di The Sunan Hotel Solo, Kamis (14/11/2024)

SOLO, solotrust.com - Cacar ular alias cacar api atau sering dikenal masyarakat Solo dengan  istilah dompo merupakan suatu penyakit ditandai dengan timbulnya ruam dan bintil berisi air di kulit. Penyakit dengan nama latin Herpes Zoster (HZ) umumnya muncul di salah satu sisi tubuh yang membuat penderitanya terasa nyeri.

Mengutip laman resmi Satgas Imunisasi Papdi, dampak cacar api dapat menurunkan kualitas hidup penderitanya. Salah satunya nyeri memengaruhi aktivitas sehari-hari. Karenanya, penting untuk meningkatkan kualitas hidup melalui tindakan promotif dan preventif.



Dokter Prasetyadi Mawardi menjelaskan penyebab cacar api.

“Penyebab cacar api adalah virus penyebab cacar air, yaitu Varicella zoster yang mengalami reaktivasi. Padahal 95 persen penduduk Indonesia pernah mengalami cacar air,” ungkap dokter Prasetyadi Mawardi dalam acara talkshow edukasi bertajuk “Living Healthy is Living Happy”.

Acara ini berkolaborasi dengan Hapsari PR dan PT Glaxo Smith Kline (GSK) Indonesia di The Sunan Hotel Solo, Kamis (14/11/2024). Selain itu, diperlukan metode pencegahan secara efektif, salah satunya dengan vaksinasi Herpes Zoster.

Herpes Zoster bisa dicegah dengan vaksinasi ini. Ini adalah vaksin yang relatif aman dan efek samping ringan,” kata pria akrab disapa Dokter Pras.

Menurutnya, kampanye vaksinasi cacar api ini masih harus terus digaungkan ke masyarakat. Terlebih siapa pun dapat terjangkit Herpes Zoster tanpa memandang latar belakang

“Vaksin Herpes Zoster bisa dilakukan untuk usia 18 tahun ke atas, meski prioritas utama usia 50 tahun ke atas karena makin tambah usia, kondisi tubuh makin menurun,” papar dokter Pras.

Untuk itu, perlu dilakukan perlindungan melalui pencegahan dengan penyuntikan vaksinasi cacar api. Setali tiga uang, dokter sekaligus influencer kesehatan Reisa Broto Asmoro yang turut hadir di acara menekankan pentingnya vaksinasi cacar api. Hal itu sebagai upaya pencegahan agar penyakit ini tidak muncul atau jika muncul sangat ringan serta tidak membahayakan dan mengurangi risiko kematian.

“Vaksinasi ini penting sekali, terutama untuk orang-orang yang sudah pernah terkena cacar air. Mungkin dikira penyakit cacar air ini hanya sekali seumur hidup dan awareness untuk penyakit ini masih sangat kurang,” urai Reisa Broto Asmoro .

“Penyakit ini tidak bisa diremehkan, bahkan bisa menjadi berbahaya, terutama bagi orang lanjut usia (Lansia). Itulah sebabnya vaksinasi ini penting dilakukan supaya orang-orang segera melakukan perlindungan diri. Vaksinasi adalah upaya satu-satunya,” tandasnya.

Lebih lanjut, Reisa Broto Asmoro menjelaskan, vaksinasi tidak hanya penting bagi bayi, anak usia di bawah lima tahun (Balita) atau anak-anak saja, melainkan juga bagi orang dewasa. Masyarakat diharapkan mulai menyadari pentingnya melakukan pencegahan sejak dini, salah satunya terhadap penyakit cacar api ini melalui vaksinasi.

“Masyarakat juga harus memraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sejak dini hingga dewasa,” imbuh dia.

Dalam kesempatan itu, hadir pula Presiden Direktur GSK Indonesia, Manishkumar Munot yang menunjukkan komitmennya untuk terus meningkatkan akses masyarakat terhadap obat-obatan dan vaksin inovatif.

“Kami yakin terhadap produk vaksin dari GSK ini akan membantu setiap individu untuk mencegah cacar api. Sebelum vaksinasi, mereka harus konsultasi terlebih dahulu kepada dokter,” papar Manishkumar Munot.

Mengutip laman resmi GSK Pro, vaksin untuk pencegahan herpes zoster diproduksi GSK adalah Shingrix. Saat ini vaksin Herpes zoster Shingrix dari GSK sudah mendapatkan izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) per 13 Mei 2024 sebagai vaksin dua dosis untuk pencegahan Herpes zoster dan post-herpetic neuralgia (PHN).

Shingrix diperuntukkan bagi dewasa usia 50 tahun ke atas atau 18 tahun ke atas yang berisiko tinggi terkena cacar api akibat defisiensi imun atau imunosupresi. Vaksin Shingrix diklaim memiliki tingkat efektivitas tinggi untuk pencegahan cacar api atau Herpes zoster, yakni sekira 97 persen pada usia 50 hingga 69 tahun dan 91 persen pada usia 70 tahun ke atas.

Direktur Hapsari PR, Febri H Dipokusumo mengajak masyarakat Solo untuk meningkatkan kesadaran pentingnya Kesehatan. Salah satunya pencegahan penyakit Herpes zoster (HZ) atau cacar api.

“Kalau di Solo dikenal ada sawan manten, sawan orang meninggal, atau hal-hal negatif terjadi itu dengan istilah dompo. Ternyata secara klinis atau medis, ada penyakitnya disebut cacar api atau Herpes zoster,” ujar Febri H Dipokusumo.

“(Acara ini) supaya masyarakat Solo lebih sehat, lebih sejahtera supaya kesadaran tumbuh terhadap kesehatan,” tandasnya. (add)

(and_)